IHSG Bergairah, Saham Bank ‘Big Four’ Jadi Pendorongnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan sesi II Senin (16/1/2023), setelah pada perdagangan sesi I sempat menguat terbatas.

Read More

Per pukul 14:36 WIB, IHSG menguat 0,45% ke posisi 6.671,94. IHSG masih diperdagangkan di level psikologis 6.600 hingga hari ini.

Beberapa saham menjadi penopang IHSG pada perdagangan sesi II hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi penopang IHSG.









Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Central Asia BBCA 8,996 8.150 1,24%
Telkom Indonesia TLKM 7,396 3.840 1,59%
Bank Rakyat Indonesia BBRI 4,96 4.510 0,67%
Bank Mandiri BMRI 4,79 9.275 1,09%
Astra International ASII 4,73 5.575 2,29%
Merdeka Copper Gold MDKA 2,34 4.590 2,00%
Bank Negara Indonesia BBNI 1,43 8.725 0,58%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham perbankan raksasa atau big four kembali menjadi penopang indeks paling dominan pada sesi II hari ini.

Saham perbankan dengan kapitalisasi pasar paling ‘jumbo’ yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penopang IHSG terbesar pada perdagangan sesi II hari ini, yakni mencapai 8,996 indeks poin.

Selain BBCA, ada pula saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), sebesar 4,96 indeks poin, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), sebesar 4,79 indeks poin, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), sebesar 1,43 indeks poin.

Selain saham bank big four, ada saham big cap lainnya yang juga membantu indeks menguat. Seperti saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang turut menopang kenaikan indeks hingga 7,396 indeks poin, kemudian ada saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) sebesar 4,73 indeks poin, dan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sebesar 2,34 indeks poin.

Penguatan IHSG cenderung bertambah di sesi II, setelah dirilisnya data neraca perdagangan Indonesia pada periode Desember 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan RI terpantau surplus US$ 54,46 Miliar di sepanjang 2022. Surplus ini disumbang oleh ekspor yang tercatat mencapai US$ 291,98 miliar atau naik 26,07% (year-on-year/yoy), dibanding periode yang sama tahun 2021.

Sementara itu, impor Indonesia sepanjang 2022 mencapai US$ 237,52 miliar, naik sebesar 21,07% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala BPS, Margo Yuwono mengungkapkan surplus ditopang oleh kinerja ekspor yang tumbuh 53,76% (yoy).

“Ekspor tumbuh impresif yang tumbuh 53,76%, ini kinerjanya terus menerus,” katanya dalam konferensi pers, Senin (16/1/2023).

Adapun, penopang surplus tahunan ini adalah neraca nonmigas. Selama 2022, neraca nonmigas tercatat mencapai 78,85%. Sedangkan, surplus migas mencapai US$ 24,39 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Perhatian! Saham Orang Terkaya RI Jadi Penopang, IHSG Hijau

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts