Selain BI Rate, Ini 5 Jurus BI Jaga Ekonomi Indonesia & Perkuat Rupiah


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan BI terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabiiltas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global. Hal itu disampaikan Perry dalam keterangan pers terkait hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II 2024, Jumat (3/5/2024).

Menurut Perry, risiko ketidakpastian pasar keuangan dunia semakin meningkat seiring penundaan penurunan suku bunga acuan The Fed maupun ketegangan geopolitik termasuk di Timur Tengah. Oleh karena itu, dia mengatakan BI terus memperkuat bauran kebijakan untuk memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global tadi.

“Khususnya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, mencegah portfolio outflow maupun menjaga likuiditas dalam negeri dalam rangka menjaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan stabilitas fiskal,” kata Perry.

“Untuk itu, kebijakan moneter terus difokuskan pada menjaga stabilitas atau pro stability. Sementara kebijakan makroprudensial, sistem keuangan, pendalaman pasar uang, dan juga program ekonomi inklusif dan hijau terus diarahkan untuk menjaga dan mendorong momentum pertumbuhan atau pro growth,” lanjutnya.

Sejalan dengan arah bauran kebijakan moneter, BI sudah menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada rapat dewan gubernur yang digelar pada 23-24 April lalu. Begitu juga suku bunga deposit facility naik 25 bps menjadi 5,5% dan lending facility naik 25 bps menjadi 7%.

Perry bilang, kenaikan suku bunga kebijakan ini untuk perkuat stabilitas nilai tukar dari dampak memburuknya risiko global serta sebagai langkah preemptif dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro stability.

Di samping itu, menurut Perry, BI juga terus memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dalam memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global tersebut melalui langkah-langkah lain. Berikut penjelasannya:

Pertama, Perry mengatakan, kenaikan struktur suku bunga di pasar uang rupiah termasuk suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sejalan dengan kenaikan BI Rate serta meningkatnya yield US Treasury dan premi risiko global untuk menjaga daya tarik imbal hasil dan aliran masuk portfolio asing ke aset keuangan domestik guna mendukung stabilitas rupiah.

“Langkah ini menunjukkan keberhasilan seminggu terakhir di mana telah terjadi pembalikan masuknya kembali portfolio inflow lewat SRBI demikian juga saham. Kita juga lihat inflow SBN sudah mulai kembali naik,” ujar Perry.

Kedua, lanjut dia, untuk stabilitas rupiah dan menjaga ketahanan dari dampak global adalah terus melakukan intervensi di pasar valas baik tunai, NDF, dan apabila diperlukan pembelian SBN dari pasar sekunder.

Ketiga, menurut Perry, penguatan strategi transaksi term repo SBN dan swap valas yang kompetitif guna menjaga kecukupan likuiditas perbankan. Ia mengatakan, hal itu untuk memastikan bagi bank-bank yang membutuhkan likuiditas dan punya SBY dapat menggunakan SBY ini sebagai underlying term repo untuk mendapat likuiditas dari BI.

“Kami terus perluas window itu agar bank-bank betul terpenuhi kebutuhan likuditasnya,” kata Perry.

Keempat, dia mengatakan, BI terus memperkuat strategi operasi moneter yang promarket untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Termasuk, lanjut Perry, peningkatan volume dan frekuensi SRBI yang lelangnya semula seminggu sekali, maka minggu depan akan ditingkatkan menjadi dua kali seminggu pada Rabu dan Jumat.

“Ini untuk mendorong aliran masuk modal asing sehingga memperkuat stabilitas nilai tukar, stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan maupun stabilitas makroekonomi. Demikian juga untuk SVBI dan SUVBI terus kita keluarkan,” ujar Perry.

Kelima, menurut dia, dalam rangka menjaga ketahanan eksternal ekonomi, termasuk stabilitas nilai tukar adalah penguatan koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung instrumen penempatan DHE SDA.

“Itulah lima langkah tambahan selain kenaikan BI Rate untuk menjaga ketahanan ekonomi kita dan stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Perry.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Video: Kembali Ditahan! BI Rate di Januari 2024 Tetap 6%

(miq/miq)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts