10 Emiten IPO Paling Boncos di 2023, Ada yang di Bawah Gocap

Jakarta, CNBC Indonesia – Hampir genap satu semester terlampaui pada tahun ini dan sudah ada 44 emiten yang berhasil melantai di bursa. Dari jumlah tersebut ada tiga diantaranya yang harga sahamnya ambles ke bawah level Rp50/saham.

Pada perdagangan hari ini, Jumat (23/6/2023) hingga pukul 13.48 WIB, harga saham tiga emiten tersebut yakni PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN) di Rp48/saham, PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) di Rp43/saham, dan PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) di Rp24/saham.

Perlu diketahui, tiga emiten tersebut sama-sama masuk ke dalam papan pencatatan akselerasi, sehingga tidak heran harga saham bisa turun di bawah Rp50/saham, karena harga terendah-nya bisa mencapai Rp1/saham.

Dari ketiga saham tersebut, SOUL menjadi yang paling boncos karena sudah turun -78,18% dibandingkan sejak awal IPO di harga penawaran final di Rp100. Kemudian disusul BMBL yang sudah anjlok -77,13% sejak pertama kali listing di bursa.

Sementara itu, MENN masih menempati posisi ke-10 untuk saham yang paling boncos sejak awal tercatat, dengan penurunan -38,46%. Sebagai perbandingan, berikut urutan 10 emiten yang paling turun drastis sejak awal IPO :

Dari tabel diatas juga terlihat ada empat emiten di papan pengembangan yang sudah mencapai harga terendah-nya di Rp50. Keempat emiten ini secara berurutan menempati posisi empat hingga tujuh diantaranya PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR), PT Sapta Usaha Gemilang Indah Tbk (SAGE), dan PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH)

Sementara tiga saham lainnya juga terpantau sudah masuk ke level 50, yakni FWCT yang menempati posisi ketiga dengan penurunan -56,78% menjadi Rp51/saham, kemudian PT Maxindo Karya Anugerah di posisi ke-delapan dengan harga saham-nya di Rp52 per lembar, sudah turun -48% sejak awal pencatatan di bursa. Selanjutnya, pada posisi ke-sembilan ada PT Multi Makmur Lemindo Tbk yang sudah turun -46,67% menjadi Rp56/saham.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]