20% Saham di Papan Pemantauan Khusus ‘Sehat’ Lagi, Ini Kata Bos BEI


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah enam bulan pelaksanaan papan pemantauan khusus tahap I, sebanyak 20% saham yang masuk dalam daftar tersebut telah kembali likuid, setelah sebelumnya terhambat di harga Rp50 per saham.

Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saha menerapkan mekanisme full periodic call auction pada hari ini, Senin, (25/3/2024). Sebelumnya, saham pada Papan Pemantauan Khusus diperdagangkan dengan dua mekanisme atau hybrid, yaitu continuos auction dan periodic call auction.

Menurut Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Firza Rizqi Putra, selama pelaksanaan hybrid auction tersebut, ada dua aspek yang berubah dari implementasi papan pemantauan khusus. Pertama, dari sisi volatilitas atas saham-saham yang masuk continous auction turun karena ada notasi khusus.

“Oleh karena itu kami melihat investor akan menjadi lebih aware atas saham-saham yang masuk ke dapatan pemantauan khusus,” jelas Firza dalam paparannya di Konferensi Pers secara virtual.

Kedua, untuk saham yang sebelumnya dikategorikan kurang likuid karena kena kriteria 7 dan diperdagangkan secara periodic call auction, nilai transaksinya
dan volumenya semakin meningkat.

Hal ini karena sebelumnya, saham tersebut sudah ‘nyangkut’ di harga Rp50, tapi karena diperdagangkan secara periode call option mempunyai potensi harga untuk matchnya lebih banyak, otomatis transaksinya meningkat.

“Dari kurang lebih total 60 saham pada masa 6 bulan awal implementasi kurang lebih sekitar 20%-nya kembali likuid dan
meningkat signifikan tetapi secara general garis besarnya adalah transaksi yang diperdagangkan secara periode call option ini memang cukup meningkat dibandingkan sebelumnya,” kata dia.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Papan Khusus Call Auction Ditunda, OJK Buka Suara

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts