2022 Tinggal 3 Hari Lagi, Tapi Kok Bursa Asia Ambles?

Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (28/12/2022), menyusul bursa saham Amerika Serikat (AS), karena investor mempertimbangkan hambatan ekonomi pada tahun depan.

Read More

Hanya indeks Hang Seng Hong Kong dan Straits Times Singapura yang ditutup di zona hijau pada hari ini. Hang Seng melonjak 1,56% ke posisi 19.898,91. Sedangkan Straits Time Singapura naik tipis 0,02% menjadi 3.266,97.

Sementara sisanya ditutup di zona merah. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 0,41% ke posisi 26.340,5, Shanghai Composite China terkoreksi 0,26% ke 3.087,4, ASX 200 Australia terpangkas 0,3% ke 7.086,4, KOSPI Korea Selatan ambruk 2,24% ke 2.280,45, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir ambles 1,05% menjadi 6.850,52.

Hang Seng berhasil ditutup menghijau sendiri karena investor menyambut baik dari rencana pelonggaran kebijakan terkait Covid-19. Pemimpin Hong Kong, John Lee mengumumkan pelonggaran lebih lanjut pembatasan terkait Covid-19.

Pihaknya dan pemerintah Hong Kong akan menghapus ketentuan wajib tes PCR untuk pelancong asing yang datang ke Hong Kong.

“Kami akan menghapus persyaratan wajib tes Covid-19 dalam bentuk PCR bagi para turis mancanegara yang ingin ke Hong Kong,” kata Lee, Kepala Eksekutif Hong Kong dalam konferensi pers yang mengumumkan pelonggaran lebih lanjut pembatasan Covid-19.

Namun, vaksinasi Covid-19 secara gratis tidak akan diberikan kepada pelancong jangka pendek.

“Kami ingin mencegah pengunjung datang ke Hong Kong untuk menggunakan vaksin dengan mengorbankan warga Hong Kong dan kami tidak akan menawarkan vaksin yang dibeli pemerintah secara gratis kepada non-penduduk Hong Kong,” kata pejabat pemerintah, menambahkan bahwa pengunjung diharuskan untuk tinggal minimal 30 hari untuk menerima vaksin booster.

Meski begitu, tes PCR masih akan diperlukan bagi mereka yang bekerja di panti jompo.

Langkah pemerintah Hong Kong ini tentunya sejalan dengan pemerintah China daratan yang juga ingin melonggarkan pembatasan terkait Covid-19 bagi para turis asing.

Sebelumnya, China akan menghapus semua tindakan pembatasan Covid-19 lainnya untuk pelancong asing, termasuk karantina untuk pasien positif dan pelacakan kontak. Pihak berwenang mengatakan kebijakan baru itu adalah bagian dari cara baru China dalam menangani Covid-19.

Adapun, China menurunkan penanganan Covid menjadi “penyakit Kelas B” yang tidak terlalu ketat, dalam kategori yang sama dengan penyakit yang tidak terlalu parah, seperti demam berdarah. China juga akan menyebut Covid-19 sebagai “infeksi”, bukan “pneumonia”.

Meski begitu, pelancong masih harus mengikuti tes Covid sebelum tiba di China. Hanya saja, mereka tidak perlu lagi menyerahkan hasilnya ke kedutaan atau konsulat China.

Bursa Asia-Pasifik cenderung mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa kemarin, setelah libur Natal 2022.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,11%. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup melemah. S&P 500 melemah 0,41%, sedangkan Nasdaq ambles 1,38%.

Setelah tahun yang brutal diliputi oleh ketakutan inflasi dan resesi, investor berharap untuk mengakhiri tahun 2022 dengan catatan positif.

Namun, mereka juga masih cenderung khawatir bahwa tahun depan, ekonomi global berpotensi akan menghadapi tantangan yang cukup berat yakni resesi. Sehingga, investor kembali mempertimbangkan hambatan ekonomi pada tahun 2023.

Pada Jumat pekan lalu, Wall Street sejatinya memulai periode reli Sinterklas (Santa Claus Rally), yang biasanya dianggap sebagai rentang perdagangan lima hari terakhir di tahun ini, serta dua hari perdagangan pertama di tahun baru, jika dilihat dari historisnya.

Sejak berdiri hampir 1 abad silam, pergerakan indeks acuan saham AS terutama S&P 500 membentuk satu pola musiman.

Terhitung sejak 1928-2021, atau dalam kurun waktu 94 tahun terakhir, S&P 500 tercatat membukukan kinerja bulanan yang positif sebanyak 69x dan melemah 25x pada Desember.

Artinya secara probabilitas historis, S&P 500 memiliki peluang menguat sebesar 73%. Peluang kinerja bulanan yang positif di Desember merupakan yang paling tinggi jika dibanding bulan lainnya.

Wall Street baru dibuka kembali pada Selasa kemarin karena adanya liburan panjang Natal 2022. Tetapi dalam minggu perdagangan yang dipersingkat ini, investor mengharapkan volatilitas yang relatif tenang atau lebih lanjut karena volume perdagangan yang rendah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sinyal Nggak Enak Buat IHSG Nih… Bursa Asia Loyo Lagi

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts