4 Emiten Gelar Rights Issue di Awal Tahun, Ini Daftarnya


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah bank berencana untuk menggelar aksi menerbitkan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada awal tahun ini. Terbaru, bank milik konglomerat Dato’ Sri Tahir PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) mengumumkan bakal menggelar rights issue dengan target penggalangan dana Rp 4,01 triliun.

MAYA bakal menerbitkan 26.741.153.601 saham seri B dengan harga pelaksanaan Rp150. Rights issue itu bertujuan untuk memperkuat permodalan dan modal kerja terutama untuk pemberian kredit.

Selain itu, PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) juga telah mengantongi restu untuk melaksanakan rights issue dengan menerbitkan sebanyak 3.095.000.000 saham dengan nilai nominal Rp20 per saham pada 7 Maret 2024 nanti. Mengutip prospektus bank, BTPN ternyata berniat untuk mengakuisisi dua perusahaan pembiayaan.

Kemudian, bank asal Korea Selatan PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (SDRA) atau BWS bakal rights issue dengan jumlah sebanyak-banyaknya 6,4 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Bank asal Korea Selatan lainnya, PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) juga hendak menggelar rights issues sebanyak 11.706.543.991 saham.

Lantas, bank apa saja yang akan melakukan aksi korporasi rights issues di awal tahun ini?

Bank Mayapada

PT Bank Mayapada Tbk. (MAYA) akan menerbitkan saham baru melalui rights issue dengan target penggalangan dana Rp 4,01 triliun. Bank milik Dato Sri Tahir ini akan menerbitkan 26.741.153.601 saham seri B dengan harga pelaksanaan Rp150.

Tahir selaku pemegang saham pengendali perusahaan akan mengeksekusi seluruh haknya. Dia tercatat menggenggam 15.850.000 saham seri A atau mewakili 0,13% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dan 551.424.105 saham seri B atau 4,66% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Terkait aksi korporasi ini Tahir telah menyetor uang muka setoran modal kepada perseroan Rp 752,12 miliar.

Seluruh dana hail rights issue, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dipergunakan seluruhnya oleh perseroan untuk modal kerja dalam pengembangan usaha terutama penyaluran kredit.

Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD: 15-19 Januari 2024.

BTPN

Bank milik grup Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) telah mengantongi restu untuk melaksanakan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu II (PMHMETD II) atau rights issue. BTPN kan menerbitkan saham sebanyak 3.095.000.000 dengan nilai nominal Rp20 per saham.

Mengutip prospektus bank, BTPN ternyata berniat untuk mengakuisisi dua perusahaan pembiayaan. Sebanyak 62,4% dari dana pelaksanaan rights issue tersebut, usai dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk mengakuisisi PT Oto Multiartha (OTO). Kemudian sebanyak 37,2% akan dipakai untuk mengakuisisi PT Summit Oto Finance (SOF). Keduanya perusahaan tersebut sama-sama merupakan anak perusahaan Grup Sumitomo Corporation (SC) dan SMBC.

“Harga pengambilalihan saham OTO dan SOF merupakan total valuasi berdasarkan berdasarkan laporan keuangan yang diaudit per 31 Desember 2023,” ujar Bank BTPN dalam prospektus sekitar sebulan yang lalu.

Kemudian, sebesar 0,4% dari dana hasil pelaksanaan rights issue, akan digunakan untuk modal kerja BTPN. Apabila dana hasil PMHMETD II ini melebihi nilai pengambilalihan perusahaan, maka Perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk modal kerja.

Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD akan dilakukan pada tanggal 13 hingga 20 Maret 2024.

Bank Woori Saudara Indonesia 1906

PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (SDRA) atau BWS bakal menggelar Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue dengan jumlah sebanyak-banyaknya 6,4 miliar saham. Nilai nominalnya adalah Rp100 per saham.

BWS akan meminta persetujuan kepada para Pemegang Saham atas rencana right issue ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB) yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 Januari 2024.

“Rencana penambahan modal akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan Perseroan, khususnya dalam hal memperkuat struktur permodalan sehingga dapat mempercepat Perseroan untuk menjadi bank kategori KBMI 3. Selain itu, Perseroan juga dapat memperluas ekspansi usaha,” ujar Direksi BWS dalam keterbukaan informasi pada bulan lalu.

Rights issues ini direncanakan digelar pada kuartal I-2024.

IBK Indonesia

PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) hendak menggelar rights issues sebanyak 11.706.543.991 saham yang bernilai nominal Rp 100 per saham. Sehubungan dengan rencana in, bank akan meminta persetujuan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 13 Februari 2024.

“Dana yang diperoleh dari penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas VI akan digunakan oleh Perseroan untuk keperluan modal kerja Perseroan,” ujar Direksi AGRS dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (8/1/2024).

Sehingga dengan adanya peningkatan modal melalui rights issue ini, struktur permodalan IBK Indonesia akan menjadi lebih baik, serta akan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usahanya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


BTPN Blak-Blakan Soal Rekening Nasabah Dibobol

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts