5 Saham Jadi ‘Pecundang’ Hari Ini, Salah Satunya Baru Listing

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah saham, termasuk emiten pendatang baru PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI), menjadi top losers pada Selasa (8/8/2023).

Read More

Saham PPRI anjlok hingga auto reject bawah (ARB) 15,00% ke Rp119/saham di hari pertama di bursa, dengan nilai transaksi Rp13,88 miliar dan volume perdagangan 112,85 juta saham. Sejatinya, saham emiten kemasan kertas tersebut sempat melonjak Rp187/saham pada Selasa pagi sebelum turun ke zona merah.

PPRI menentukan harga penawaran Rp140 per lembar saham. Dalam penawaran saham perdana (initial public offering/IPO), PPRI melepas sebanyak 275 juta saham, sehingga setidaknya perseroan berhasil memperoleh dana Rp 38,5 miliar.

Seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan antara lain untuk membiayai persediaan seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap dan biaya operasional yaitu beban penjualan dan beban umum & administrasi Perseroan.

Saham PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA) juga menghuni top losers usai anjlok 12,08% ke Rp262, usai hanya naik 1,36% pada Senin kemarin.
Kemudian, saham PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) longsor hingga minus 9,80% (ARB untuk papan akselerasi) ke Rp92/saham. Dengan ini, saham RELF sudah ARB selama 3 hari beruntun.

RELF sendiri IPO pada Juni lalu dengan harga penawaran Rp90/saham dan menerbitkan 1,20 miliar saham.

Saham PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) ikut terbenam usai minus 9,18% ke Rp89/saham, memperpanjang pelemahan menjadi 3 hari beruntun.
Di bawah IRSX, saham PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) terdepresiasi hingga 8,75% ke Rp73/saham, usai terbang tinggi selama 2 hari sebelumnya.
IHSG sendiri terkoreksi 0,25% ke 6.868,81 hari ini. Nilai transaksi Rp8,95 triliun dan volume perdagangan 21,61 miliar saham.

Sebanyak 248 saham naik, 276 saham turun, dan 226 stagnan. Investor sepertinya masih menimbang tumbuhnya ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023. Sebelumnya, kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2023 mencapai 5,17% (year-on-year/yoy). Realisasi ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni yang tumbuh 5,4%.

Secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 3,86%. Dengan capaian ini, maka PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 5.226,7 triliun.

Realisasi ini lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi yang memperkirakan PDB RI pada kuartal II-2023 mencapai 4,98% (yoy) dan 3,74% dibandingkan kuartal sebelumnya (qtq).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Simak! Deretan Top Gainers dan Top Losers Saham

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts