6 Saham Consumer Goods Raksasa Kompak Jeblok, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia – Pada penutupan sesi satu perdagangan Jumat (7/7/2023) beberapa emiten di sektor consumer goods kompak melemah, IDX Non-Clyclical melemah hingga 0,33%.

Read More


Diketahui inflasi menurun pada bulan Juni 2023. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 3,52% (year on year/yoy) sepanjang Juni 2023. Realisasi ini terendah sejak 14 bulan lalu atau April 2022.

Namun secara bulanan (month to month/mtm) inflasi naik menjadi 0,14% dibandingkan Mei 2023 yang hanya 0,09%.

Kembalinya inflasi ke kisaran sasaran tersebut tidak terlepas dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023.

Inflasi IHK pada Juni 2023 terutama dipengaruhi oleh inflasi inti. Inflasi inti tercatat sebesar 0,12% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,06% (mtm). Perkembangan inflasi inti sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat seiring penambahan hari cuti bersama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha. Komoditas utama penyumbang kenaikan inflasi inti yakni komoditas kontrak dan sewa rumah. Secara tahunan, inflasi inti Juni 2023 tercatat sebesar 2,58% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,66% (yoy).

Inflasi kelompok volatile food Juni 2023 menurun dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya. Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 0,44% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,49% (mtm). Perkembangan tersebut disumbang terutama oleh deflasi pada komoditas bawang merah dan minyak goreng didukung oleh pasokan yang terjaga.

Sementara itu, penurunan inflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi pada komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang putih. Kelompok volatile food secara tahunan mengalami inflasi 1,20% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,28% (yoy).

Menurunnya inflasi kelompok volatile food direspon negatif oleh para pelaku pasar. Selain itu, dalam sepekan beberapa saham di sektor consumer goods masuk dalam jajaran penjualan terbesar asing yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ).

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Terungkap! Perilaku Konsumen FMCG Berubah Selama 3 Dekade

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts