Ada Pertemuan Tahunan BI, Rupiah Mau ke Mana?

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah melemah 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin. Melansir data Refinitiv, rupiah mengahiri perdagangan di Rp 15.740/US$, melemah 0,13% di pasar spot.

Perhatian hari ini tertuju pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI). Pertemuan yang dihadiri ratusan bankir dan pelaku industri keuangan tersebut memiliki dua agenda penting yakni mendengarkan pidato Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, dan Gubernur BI Perry Warjiyo.

Read More

Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro bahwa PTBI akan membahas 3 poin yang krusial untuk dicermati oleh investor

  1. Memastikan bahwa pemerintah akan selalu berada di pasar dan mencegah risiko eksternal berdampak besar ke Indonesia
  2. Memastikan policy coordination antara pemerintah, BI, dan OJK, terutama untuk menjaga daya beli masyarakat
  3. Memastikan bahwa pemerintah akan selalu berkomitmen untuk mendorong investasi masuk ke Tanah Air karena investasi merupakan major engine untuk mencegah penurunan ekonomi Indonesia.

Risiko eksternal salah satunya tekanan bagi rupiah. Terpuruknya nilai tukar rupiah bisa memberikan dampak besar, mulai dari risiko kenaikan inflasi, membengkaknya beban impor migas, hingga beban utang dalam pemerintah dan korporasi dalam bentuk dolar AS.

Secara teknikal, area Rp 15.450/US$ terbukti menjadi support kuat yang menahan penguatan rupiah yang disimbolkan USD/IDR.

Ketika menguat Jumat (11/11/2022) lalu, rupiah hanya mampu menguji saja, dan gagal melewatinya. Setelahnya rupiah berbalik merosot 5 hari beruntun pada pekan lalu.

Level tersebut merupakan merupakan Fibonacci Retracement 38,2% dan menjadi ‘gerbang keterpurukan’ bagi rupiah, selama tertahan di atasnya.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.


Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Rupiah sebelumnya terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).

Indikator Stochastic pada grafik harian sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.


idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam, yang digunakan memperkirakan pergerakan harian, juga berada di wilayah jenuh jual.

Resisten terdekat berada di kisaran Rp 15.750/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 15.800/US$.

Sementara selama tertahan di bawah resisten, ada peluang rupiah untuk menguat. Support berada di kisaran Rp 15.700/US$. Jika ditembus konsisten, rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.670/US$ – Rp 15.650/US$. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Dolar Makin Perkasa, Rupiah Terkapar ke Atas Rp 15.000/USD

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts