Ada Yang Diam-Diam Tambah Kepemilikan di Emiten Boy Thohir

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Merdeka Energi Nusantara (MEN) menambah kepemilikan sebanyak 6,25 juta saham di emiten tambang nikel PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).

Read More

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pemegang saham mayoritas MBMA tersebut kini menguasai 53,83 miliar saham atau setara dengan 49,85% per 14 Juli 2023.

Padahal, pada 13 Juli 2023, kepemilikan MEN masih sebesar 53,82 miliar saham (49,84%).

Selain MEN, bos batu bara Adaro Garibaldi ‘Boy’ Thohir menguasai 11,08% saham MBMA dan Huayong International (Hong Kong) Limited) sebanyak 7,55%. Sementara itu, pemilik PT Provident Capital Indonesia Winato Kartono memiliki 6,29% saham MBMA.

Asal tahu saja, MEN dimiliki 99,99% oleh emiten tambang emas dan tembaga PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Karenanya, MDKA merupakan pengendali MBMA melalui MEN.

Adapun, Winato Kartono dan Edwin Soeryadjaya (bos Saratoga/SRTG) merupakan pemilik manfaat ultimate beneficial owner MBMA.

Sebelumnya, MBMA telah melakukan transaksi afiliasi dengan mendapat kucuran dana dari MDKA sebesar US$ 175 juta atau setara Rp 2,6 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), MDKA akan mendapatkan margin sebesar 4,60% per tahun dari transaksi tersebut.

Dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk keperluan korporasi umum MBMA, tidak terbatas pada modal kerja, pengeluaran modal dan operasional perseroan, serta untuk mendukung kegiatan usaha anak-anak perusahaan.

Pertimbangan dan alasan dilakukannya transisi pinjaman afiliasi dibandingkan dengan transaksi lainnya yang sejenis, dalam hal ini pihak bank lantaran proses pinjaman afiliasi lebih cepat dibandingkan dengan pihak ketiga lainnya.

Selain itu, tidak memerlukan proses administrasi yang lama, serta tidak diminta jaminan kebendaan. Transaksi afiliasi juga lebih efektif dan efisien apabila dilakukan antara pihak-pihak terafiliasi Perseroan.

Sebagai informasi, Merdeka Battery Materials baru melakukan IPO pada 18 Februari 2023 lalu.

Emiten produsen bahan baku baterai ini berencana menggunakan dana hasil IPO antara lain untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas high pressure acid leach (HPAL) I tahap I dengan kapasitas 60.000 ton per tahun untuk menghasilkan material dalam rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.

Sebagian lainnya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, diantaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan perusahaan tambang nikel dengan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel.

Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22% Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08% Co.Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Tok! Harga IPO Merdeka Battery Rp 795 per Saham

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts