Akhirnya Rupiah Mulai Menguat, Hari ini Happy Weekend?


Jakarta, CNBC Indonesia – Akhirnya pergerakan rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) mulai menguat. Pada hari ini, Jumat (23/2/2024) sejumlah data baik dari eksternal maupun dalam negeri akan pengaruhi gerak pasar keuangan RI. 

Read More

Melansir dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup menguat 0,29% di angka Rp15.585/US$ pada akhir perdagangan kemarin Kamis (22/2/2024). Apresiasi rupiah ini memperpanjang tren penguatan rupiah yang sebelumnya juga naik 0,16%

Dari dalam negeri, pada hari ini gerak rupiah masih akan dipengaruhi neraca pembayaran Indonesia dan Transaksi berjalan yang sudah dirilis BI kemarin. 

Transaksi berjalan Indonesia tercatat mengalami defisit sebesar US$1,3 miliar (0,38% dari Produk Domestik Bruto/PDB) pada kuartal IV-2023, meningkat dibandingkan dengan defisit US$ 1,0 miliar (0,3% dari PDB) pada kuartal III-2023.

Transaksi berjalan Indonesia jika dilihat secara setahun penuh, maka 2023 mengalami defisit US$1,6 miliar (0,1% dari PDB). Ini adalah kali pertama transaksi berjalan mengalami defisit sejak 2020 atau dalam tiga tahun terakhir. Kondisi ini juga berbanding terbalik jika dibandingkan akhir 2022, ketika transaksi berjalan RI mencatat surplus US$13,2 miliar.

Sebaliknya,NPI Indonesia justru mengalami surplus yang cukup besar yakni US$8,6 miliar pada kuartal IV-2023 dan surplus sebesar US$6,3 miliar sepanjang 2023. Bila dirupiahkan dengan kurs per Kamis (22/2/2024) yakni Rp15.585/US$1 maka angkanya mencapai Rp134,03 triliun untuk kuartal IV dan Rp98,19 triliun.

Surplus NPI ini ditopang oleh kuatnya kinerja transaksi modal dan finansial, terutama karena asing sudah mulai masuk kembali ke investasi portofolio.

Sementara dari luar negeri, pada kemarin malam waktu Indonesia, Wakil Ketua Federal Reserve Philip Jefferson mengatakan bahwa ia masih mengincar penurunan suku bunga “akhir tahun ini” meskipun ada pembacaan baru mengenai inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan.

“Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, mungkin akan tepat untuk mulai menarik kembali pembatasan kebijakan kita pada akhir tahun ini,” kata Jefferson dalam pidatonya di Peterson Institute for International Economics di Washington.

Jefferson memperkirakan belanja konsumen akan melambat, namun terdapat risiko bahwa belanja konsumen bisa menjadi lebih tangguh, yang dapat menyebabkan terhentinya kemajuan inflasi.

Teknikal Rupiah 

Secara teknikal dalam basis waktu per jam sudah terlihat mulai menguat, jika berlanjut rupiah potensi menguji support terdekat di Rp15.560/US$. Posisi ini didapatkan dari garis horizontal berdasarkan low candle intraday 13 Februari 2024. 

Kendati begitu, pelaku pasar tetap harus mengantisipasi jika ada pembalikan arah melemah dengan mencermati resistance di Rp15.635/US$. Posisi ini didapatkan dari garis rata-rata selama 200 jam atau moving average/MA 200. 

Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

 

CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Cadev Turun, Neraca Dagang China Susut, Rupiah Waspada!

(tsn/tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts