Alamak! Rupiah Disikat, Dolar Singapura Sentuh Rekor Termahal

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar dolar Singapura terus mengalami tren penguatan melawan rupiah sejak akhir September hingga menyentuh rekor termahal sepanjang sejarah di pekan ini.

Read More

Berdasarkan data Refinitiv, rekor tersebut dicapai pada Selasa (13/12/2022) di kisaran Rp 11.653/SG$. Sejak akhir September, dolar Singapura tercatat menguat sekitar 10%. 

Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang kembali mengetatkan kebijakannya pertengahan bulan lalu menjadi pemicu penguatan dolar Singapura.


MAS mengubah titik tengah (centre) Singapore dollar nominal effective exchange rate (S$NEER). Sementara untuk slope dan width tidak dirubah.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER, yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).

Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.

Sejak akhir tahun lalu, MAS sudah 5 kali mengetatkan kebijakannya.

Bank Indonesia sebenarnya juga sudah menaikkan suku bunga acuannya beberapa kali, tetapi belum mampu mendongkrak kinerja rupiah. Tirisnya pasokan valuta asing (valas) khususnya dolar AS di dalam negeri menjadi tekanan bagi rupiah. Padahal neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus 31 bulan beruntun.

Ditengarai para eksportir menempatkan dolar AS mereka di Singapura. Sebabnya, suku bunga deposito valas di Singapura lebih tinggi ketimbang di Indonesia. 

Data Bahana Sekuritas menunjukkan bunga deposito denominasi dolar AS di bank-bank Singapura kini jauh lebih tinggi dibandingkan bank dalam negeri.

Kondisi ini merupakan anomali dan hampir tidak pernah terjadi pada 12 tahun terakhir. Pengecualian terjadi pada 2018 di mana pada tahun tersebut The Fed mengumumkan kebijakan moneter ketatnya.

Dalam kondisi normal, bunga deposito simpanan dolar AS di bank Indonesia akan lebih tinggi 2% dibandingkan bunga di bank Singapura.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan yang terjadi saat ini.

Sejak awal 2022, bank-bank Singapura dengan cepat menaikkan bunga simpanan mereka sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan di Singapura dan di AS.

Deposito dolar AS UOB untuk tenor 1 bulan, misalnya, naik dari kisaran 0% pada Januari 2022 meloncat ke 4,4%. Sementara itu, bunga penjaminan valas LPS bergerak dari 0,25% pada Januari 2022 menjadi 1,75%.

Ketika valas di Indonesia pindah ke Negeri Merlion, maka rupiah menjadi tertekan dan sebailknya dolar Singapura menguat.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pasca Jeblok 1,5% Dalam 3 Hari, Kurs Dolar Singapura Bangkit

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts