Jakarta, CNBC Indonesia – Harga komoditas batu bara ambrol pekan ini. Sepekan harga sang pasir hitam ambrol 6,38% secarapoint to point/ptp. Dengan ini, secara bulanan harga batu bara kian tertekan dengan koreksi 11,32%.
Pekan ini harga batu bara hanya mencatatkan sekali penguatan setelah 4 hari beruntun mengalami koreksi. Bahkan koreksi sudah terjadi sejak perdagangan 4 Juli 2023. Sejak itu, harga batu bara mencatatkan koreksi 8 hari beruntun dengan total penurunan mencapai 15,93%.
Melansir data dari Refinitiv, pada perdagangan akhir pekan, Jumat (14/7/2023) ditutup melesat 4,4% di posisi US$ 132,75 per ton. Ini menjadi satu-satunya penguatan pada perdagangan pekan ini.
Perlu diketahui, harga batu bara saat ini sudah mencapai titik terendah terhitung sejak dua tahun yang lalu atau pada 25 Juni 2021.
Berbagai sentimen negatif terus menyelimuti harga batu bara. Mulai dari lesunya ekonomi Negeri Tirai Bambu, melandainya permintaan dari India dan Eropa, serta jatuhnya harga gas alam membuat harganya tak mampu menghijau.
Lesunya ekonomi China sudah jelas dengan rilisnya serangkaian data ekonomi yang tak juga menunjukan kebahagiaan. Terbaru di pekan ini, ekspor China dilaporkan turun dengan besaran paling jumbo dalam tiga tahun pada Juni, angkanya merosot lebih buruk dari perkiraan yakni 12,4% secarayear-on-year(yoy). Sementara Impor juga turun lebih dari yang diharapkan yakni sebesar 6,8% (yoy).
Anjloknya data ekspor-impor ini dipicu tanda-tanda meningkatnya tekanan dari kesulitan ekonomi global dan pembuat kebijakan China menghadapi tekanan yang meningkat untuk langkah-langkah stimulus.
Ekspor dan impor yang terkoreksi mencerminkan masih lemahnya permintaan dari dalam negeri China serta mitra dagang mereka. Kondisi akan mengurangi kebutuhan listrik serta sumber energi penyolongnya seperti batu bara. Akibatya, permintaan batu bara melemah dan harga terus tertekan.
Meskipun begitu, data impor batu bara China menunjukkan adanya perbaikan pada Juni, pasca merosot dua bulan sebelumnya. Data Bea Cukai China menunjukkan kebutuhan batu bara berkualitas tinggi dari pasar luar negeri untuk memasok perusahaan listrik yang mengalami awal musim peningkatan permintaan listrik.
MelansirReuters, Konsumen batu bara terbesar dunia membeli 39,81 juta batu bara bulan ini, meningkat dari Mei yang hanya 39,58 juta metrik ton. Selama semester pertama 2023, China telah mengimpor 221,93 juta ton, melonjak hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu.
Seperti jatuh tertimpa tangga, tak cukup dari China kabar buruk juga datang dari India yang merupakan konsumen terbesar kedua dunia.
India menunjukkan peningkatan pasokan pada 8 Juli 2023 ungkap data Coal Mint.Selama minggu ke-26 tahun 2023, stok batubara termal di pelabuhan India mencapai 17,32 juta ton dibandingkan dengan 16,89 juta ton di minggu ke-25, atau meningkat 3% secara mingguan.
Tidak hanya itu, impor batu bara thermal India sepanjang Juni anjlok 24% menjadi 13,95 juta ton di tengah perbaikan produksi batu bara India. Secara tahunan (yoy), impor batu bara India turun hingga 33% dibanding Juni 2022 sebanyak 20,65 juta ton.
Sedangkan, produksi batu bara India meningkat 12%, menjadi 58 juta dibandingkan 51,56 juta pada Juni 2022.
Dengan pasokan yang melimpah, meningkatnya produksi alam negeri, serta datangnya musim hujan maka impor dari India diperkirakan akan turun ke depan. Artinya, harga batu bara semekaintertekan.
Permintaan dari Eropa juga diproyeksi turun drastis sejalan dengan masih memadainya pasokan gas serta tingginya produksi listrik dari pembangkit tenaga angin.
Turunnya harga batu bara secara signifikan terhitung sejak masa jayanya pada tahun 2022 lalu tentu berdampak pada profitabilitas perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia.
Selain itu, profitabilitas perusahaan batu bara akan terus tergerus menimbang biaya operasional produksi yang terus meningkat. Sedangkan beban biaya pembayaran royalti batu bara juga terus naik.
Dampak lebih lanjut bahkan lebih parah. Apabila harga batu bara terus menunjukkan tren penurunan maka tidak menampik kemungkinan perusahaan batu bara akan menghentikan produksinya terkhusus untuk pengusaha batu bara skala kecil.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
‘Hantu’ Baru Ancam Eropa, Apa Dampaknya ke Harga Batu Bara?
(aum/luc)
Sumber: www.cnbcindonesia.com