Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan beratnya memenuhi dana kebutuhan pembangunan infrastruktur di kawasan ASEAN, bahkan tiap tahun beban kebutuhan dana itu terus membengkak.
Seusai rapat menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara ASEAN atau ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) di Jakarta, Jumat (25/8/2022) ia mengatakan, besaran gap antara kebutuhan pembangunan dengan dana yang tersedia mencapai US$ 280 miliar tiap tahun di ASEAN atau Rp 4.283,45 triliun dan akan terus membengkak US$ 19 miliar per tahun.
“Infrastruktur di ASEAN itu dibutuhkan sekitar US$ 280 billion per tahun dan ini tidak bisa dipenuhi dengan eksisting, bahkan public dan private. Jadi ASEAN continue menghadapi infrastructure gap financing sekitar US$ 19 million per tahunnya,” kata Sri Mulyani.
Oleh sebab itu, ia mengatakan, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN sepakat, cara untuk menarik investasi untuk memenuhi kebutuhan itu tidak lagi bisa dengan cara-cara sendiri, melainkan membutuhkan taksonomi pembiayaan berkelanjutan di ASEAN.
“Salah satu yang powerful adalah ASEAN taksonomi, jadi ini mendefinisikan secara jelas dan kredibel mengenai apa yang disebut transition economy,, proyek-proyek apa yang bisa diklasifikasikan green atau masih konsisten transition yang menuju just, affordable dan ordery, sehingga tidak timbulkan disrupsi,” tegasnya.
Melalui taksonomi ini, ia menilai, akan ada acuan bagi negara-negara ASEAN untuk menciptakan daya tarik investasi yang lebih memberikan kepercayaan kepada para investor global dan meminimalisir keberadaan green washing. Sebab, menurutnya, likuiditas secara global untuk memenuhi kebutuhan itu sebetulnya ada hanya saja masih tertahan.
“Peranan ADB, World Bank mereka juga bisa offer banyak hal pertama sempurnakan blanded finance dan mereka posisi kan sebagai institusi yang bisa kurangi risiko kalau proyek tinggi riskonya mereka biasanya minta charge interest tinggi saat sekarang interest rate dunia juga tinggi,” tutur Sri Mulyani.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
RI & Negara ASEAN Juga ‘Buang’ Dolar, AS Bisa Makin Terjepit!
(mij/mij)
Sumber: www.cnbcindonesia.com