Asing Enggan ‘Chip In’ ke RI, Dolar AS Tembus Rp15.700


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca rilis data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang tidak terlalu baik dan sikap wait and see pelaku pasar.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.705/US$ atau turun sebesar 0,51%. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan tipis yang terjadi kemarin (23/1/2024) sebesar 0,03%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.53 WIB turun 0,3% menjadi 103,31. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 103,62.



Hari ini BKPM telah merilis data investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI).

BKPM mencatat realisasi investasi di Indonesia pada kuartal IV-2023 mencapai Rp365,8 triliun. Angka ini naik 16,2% secara tahunan (year on year/yoy).

Jika dilihat secara terpisah antara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal IV/2023 secara porsi nyaris setara akan tetapi PMA masih mendominasi tipis sebesar 54% atau setara Rp184,4 triliun, nilai tersebut tumbuh 5,3% yoy.

Sementara dari segi pertumbuhan, PMDN berhasil tumbuh paling ekspansif hingga 29,9% yoy menjadi Rp181,4 triliun, sehingga porsinya dari total realisasi investasi mencapai 49,6%.

Secara kuartalan, FDI Indonesia terjadi penurunan dari Rp374 triliun menjadi Rp366 triliun. Hal ini untuk pertama kalinya kuartal IV tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal III setidaknya sejak 2015.

Alhasil, pengumuman ini sedikit memberikan tekanan bagi rupiah mengingat investor asing tidak cukup konsisten masuk ke Indonesia melalui FDI.

Selain itu, investor juga masih menunggu data PMI Composite AS pada Januari 2024 yang akan dirilis nanti malam, di mana diperkirakan akan turun ke 50,3 dari posisi sebelumnya 50,9.

Sedangkan PMI Manufaktur AS berdasarkan konsensus diperkirakan masih stagnan di posisi 47,9.

Data PMI menjadi hal yang penting karena semakin tingginya PMI, maka aktivitas manufaktur AS akan bergerak cukup panas dan berpotensi membuat inflasi semakin sulit dikendalikan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Dolar AS Masih Terus Menguat, RI Waspada Tsunami Ekonomi

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts