penyebabsakit.com

Awal Pekan Investor Buru Lagi SBN, Yieldnya Turun Signifikan

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Senin (21/11/2022), di tengah ketidakpastian tentang kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).

Investor ramai memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) di seluruh tenor SBN acuan.

Berdasarkan data dari Refinitiv, SBN tenor 20 tahun menjadi yang paling besar penurunan yield-nya pada hari ini, yakni merosot 14,7 basis poin (bp) ke posisi 7,187%.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Sedangkan untuk SBN berjangka waktu 30 tahun menjadi yang paling kecil penurunan yield-nya pada hari ini, yakni turun 4,6 bp ke 7,486%.

Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) melandai 11,1 bp menjadi 7,074%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), yield obligasi pemerintah (US Treasury) cenderung bergerak sebaliknya yakni cenderung naik pada hari ini.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun naik 2,5 bp ke posisi 4,535%. Sedangkan yield Treasury benchmark tenor 10 tahun naik 1,1 bp menjadi 3,829%.

Pelaku pasar dari pekan lalu hingga pekan depan akan menanti komentar-komentar dari pejabat elit bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Tingkat pengangguran di AS sudah mengalami kenaikan, dan inflasi menurun. Beberapa pejabat The Fed sudah mengungkapkan kemungkinan laju kenaikan suku bunga akan dikendurkan.

Namun, ada juga yang masih bersikap hawkish. Presiden The Fed wilayah St. Louis, James Bullard, misalnya yang menyebut kenaikan suku bunga sejauh ini hanya memberikan dampak yang terbatas pada inflasi.

Hal ini pun membuat pasar kembali menebak-nebak, apakah The Fed masih akan terus agresif atau mulai mengendur.

Kini, pasar menanti, mengamati, hingga mencerna berbagai pernyataan pejabat The Fed berkaitan dengan sinyal kenaikan suku bunga.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga naik 50 (bp) menjadi 4,25% – 4,5% pada Desember kini sebesar 75,8%, sementara naik 25 bp menjadi 4,5 – 4,75% sebesar 24,2%.

Meski begitu, tetapi investor asing kembali memburu SBN. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sepanjang bulan ini hingga 15 November, investor asing melakukan pembelian SBN di pasar sekunder senilai Rp 8,8 triliun.

Hal itu tentunya menjadi kabar baik, sebab sejak awal tahun ini terjadi aksi jual yang sangat masif di pasar obligasi pemerintah RI.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Akhir Pekan Investor Masih Memburu SBN, Harganya Menguat Lagi

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version