Awas Kaget! Rupiah Diramal Segini Sampai Akhir Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia – Ekonom meyakini bahwa dolar Amerika Serikat akan berubah trennya dari penguatan menjadi pelemahan di akhir 2023. Artinya nilai tukar rupiah akan kembali menguat terhadap mata uang Negeri Paman Sam tersebut. 

Read More

Chief Economist Bank Mandiri (BMRI) Andry Asmoro memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan kembali ke kisaran Rp 15.000 per dolar AS, bahkan bisa lebih rendah lagi di akhir tahun 2023.

“Kalau kita ambil saja bagaimana market consensus, itu masih ekspektasinya rata-rata di bawah Rp 15.000 per dolar AS sampai 2024. Kalau kita bicara saja dari market konsensus di tahun 2023, yang worse-nya itu memang masih berada di bawah Rp 15.500,” ujar Andri dalam acara Mandiri Economic Outlook yang diselenggarakan virtual, Selasa, (22/8/2023).

Saat ini, nilai tukar rupiah melemah dinilai karena buntut dari tekanan jangka pendek. Adapun faktor pendorongnya adalah kondisi negara lain seperti China, serta adanya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan 25 basis point di bulan September nanti.

“Jadi ini yang kemudian menyebabkan pressure yang cukup besar juga di rupiah kita. Namun kalau kita lihat bagaimana view secara overall, kami masih bisa meyakini bahwa sebenarnya ada positive tone buat rupiah sendiri,” papar Andry.

Optimisme ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan 5,17% di kuartal II-2023 dengan dorongan dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, investasi serta belanja pemerintah.

Konsumsi yang kembali tumbuh di atas 5% ditopang oleh seasonal factors seperti Hari Raya Idul Fitri, masa libur sekolah dan tahun ajaran baru. Realisasi pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke 13 juga mendukung pencapaian pertumbuhan tersebut.

Di semester II, Pemilu dapat memberikan efek positif bagi pertumbuhan konsumsi Indonesia. Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dapat mencapai target di 5,04% pada tahun 2023.

Adapun nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS meskipun dihujani sentimen negatif dari dalam negeri kemarin, Selasa (22/8/2023). Mengutip data Refinitiv, rupiah ditutup pada level Rp 15.310, menguat tipis 0,07% dibandingkan perdagangan kemarin.

Penguatan tersebut menjadi kabar baik setelah mata uang Garuda melemah 0,26% pada perdagangan awal pekan ini.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Duh! Rupiah Masih Nyungsep, Dekati Rp 15.000

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts