Bagi Emas, Senjata The Fed Lebih Mematikan Ketimbang Putin

Jakarta, CNBC Indonesia – Pergerakan emas pada tahun ini lebih banyak diwarnai dengan kabar negatif. Harga emas sempat terbang setelah perang Rusia-Ukraina meletus tetapi ambruk tidak bertenaga karena kebijakan moneter agresif bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Read More

Emas hanya mampu melambung pada awal perang Rusia-Ukraina. Sang logam mulia juga mampu naik tipis-tipis begitu ada gejolak ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina atau pada awal-awal isu resesi di AS muncul.

Selebihnya, emas tertunduk lesu begitu The Fed menaikkan kebijakan suku bunga atau data ekonomi AS bergerak mendukung ketatnya kebijakan The Fed.

The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 425 bps sejak Maret tahun ini menjadi 4,25-4,50 bps. Sepanjang periode tersebut, emas sudah melemah US$ 112,49 atau 5,9%.


“Kita benar-benar dihadapkan pada lingkungan inflasi tinggi yang membuat The Fed sangat agresif. Faktor ini menghilangkan appetite emas sebagai aset investasi yang aman. Investor melihat emas sudah tidak bisa dijadikan hedging dan aset aman yang memadai,” tutur analis dari TD Securities Daniel Ghali, kepada Reuters.

Kenaikan suku bunga The Fed selalu membuat emas terkapar karena keputusan tersebut akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.

Kondisi tersebut akan membuat emas kurang menarik karena semakin mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield membuat emas semakin ditinggalkan investor.

Emas mengawali perjalanan tahun ini di posisi US$ 1.800, 4 per troy ons. Sempat terjerembab ke bawah US$ 1.700 per troy ons pada 6-7 Januari 2022, harga emas melonjak saat ketegangan Rusia-Ukraina meningkat.

Perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari 2022 dan harga emas mengangkasa dari US$ 1.907,55 pada 23 Februari menjadi US$ 2.052,41 per troy ons pada 8 Maret 2022. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak Agustus 2020 atau nyaris dalam dua tahun.

The Fed sebenarnya sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points pada 17 Maret 2022. Inflasi AS yang terus melaju di atas 8% pada April dan ekspektasi kenaikan inflasi membuat pasar memperkirakan The Fed akan agresif pada Mei. Emas pun langsung goyang.

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts