Bakrie & Brothers (BNBR) Restrukturisasi Utang Rp13,23 T


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) mencatat, pada kuartal III tahun ini kenaikan net income sebesar 25% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari net income di periode sama di tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan, BNBR juga mencetak pendapatan bersih sebesar Rp3,079 triliun, naik 32% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. EBITDA juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 81%, dari periode sebelumnya sebesar Rp152 miliar, menjadi Rp274 miliar di kuartal III 2023.

“Capaian kenaikan pendapatan bersih ini ditopang oleh catatan positif pendapatan sejumlah unit usaha Perseroan,” ujarnya dalam keterangan resminya, Selasa (5/12).

Sementara, aset perseroan mengalami kenaikan secara signifikan dari Rp17,46 triliun di periode sebelumnya menjadi Rp20,10 triliun di kuartal III 2023. Sedangkan ekuitas juga meningkat dari sebelumnya sebesar Rp1,53 triliun, menjadi Rp2,36 triliun pada kuartal III 2023.

Selain itu, Roy menerangkan akan menyelesaikan proses restrukturisasi utang serta menjalankan program efisiensi di tingkat operasional anak usaha. Pada awal Desember tahun 2023, perseroan merestrukturisasi utang sebesar Rp13,23 triliun.

“Sehingga dapat dilihat perbaikan yang drastis dalam neraca Perseroan menjadi jauh lebih sehat,” ungkapnya.

Di sisi lain, perseroan juga telah melaksanakan konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan jumlah saham baru hasil konversi sebanyak 99.527.840.300 saham biasa seri E dengan nilai nominal Rp64, per saham. Dengan adanya penambahan saham baru tersebut jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan yang sebelumnya sebesar 22.084.484.209 saham menjadi sebesar 121.612.324.509 saham setelah pelaksanaan PMTHMETD.

Sementara, Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, perseroan menyasar ke arah transisi ke arah sustainable business, terutama di sektor industri elektrifikasi transportasi, industri energi baru & terbarukan (EBT) atau green energy, dan industri konstruksi bangunan ramah lingkungan.

Menurutnya, langkah ini semakin seiring dengan dukungannya dalam target net zero emission (NZE) Indonesia 2060.

“Sembari terus mengelola sejumlah unit usaha yang selama ini telah berjalan dengan baik, kami konsisten melanjutkan upaya transisi energi yang berorientasi pada konsep usaha berkelanjutan (sustainable business) sesuai prinsip-prinsip ESG (Environment, Social, Governance),” tuturnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kuantum Akselerasi Indonesia Jual 435 Juta Saham VKTR

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts