Bank Mandiri Siap Naikkan Target Kredit di Pertengahan Tahun


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memasang target kredit yang konservatif tahun ini, yakni sebesar 12% hingga 13%. Sementara itu, tahun lalu, bank pelat merah itu telah berhasil mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 16,3% secara tahunan (yoy).

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya akan melihat kembali nanti di bulan Juni atau paruh pertama tahun ini. Ia menyebut Bank Indonesia (BI) telah memproyeksikan suku bunga acuan akan turun mulai semester II-2024.

“Jadi setelah Juni, kita akan lihat lagi apakah pertumbuhan itu akan kita revise up atau sesuai dengan guidance tersebut,” jelasnya saat konferensi pers Mandiri Investment Forum 2024, Selasa (5/3/2024).

Sementara itu, laporan BI mencatat kebutuhan korporasi menopang permintaan pembiayaan di awal tahun 2024. Darmawan menyebut Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi yang “sangat baik” di awal tahun ini, sejalan dengan laporan tersebut.

“Memang kita mendapatkan pertumbuhan yang sangat baik, saya nggak sebut levelnya, tapi bisa dicek memang sebagian besar kalau di Bank Mandiri, dari demand yang masih tinggi dari korporasi,” paparnya.

Tetapi, kata dia, kredit sektor retail juga tetap turut berkontribusi pada pertumbuhan kredit Bank Mandiri. Sebab, Bank Mandiri memiliki pendekatan secara ekosistem, yakni dari value chain para nasabah korporasinya.

“Kita mendapatkan pertumbuhan dari sisi retail banking, artinya memang kalau kita lihat, sekarang sektor-sektor yang sudah didukung pembiayaan dalam bentuk kredit perbankan, memang ada opportunity untuk di tahun ini, untuk kita akselerasi,” ungkas Darmawan.

Untuk diketahui, Survei BI menemukan kebutuhan pembiayaan korporasi pada Januari 2024 terindikasi lesu. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 6,5%, jauh lebih rendah dari sebulan sebelumnya 18,4%.

Pembiayaan korporasi di Januari 2024 tersebut terutama didorong oleh peningkatan kebutuhan pada lapangan usaha (LU) Pertambangan sebesar 1,9%. Sementara itu, perlambatan terjadi pada LU perdagangan (0,0%), dan LU penyedia makanan minuman tercatat menurun (-0,5%).

Kebutuhan pembiayaan korporasi terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional dan membayar kewajiban yang jatuh tempo, yakni masing-masing sebanyak 76,5% dan 28,6% per Januari 2024.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bos Mandiri Buka-bukaan Efek Kenaikan Suku Bunga ke Bisnis

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts