Banyak Perusahaan Tunda IPO Akibat Pemilu


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa perusahaan dikabarkan memutuskan untuk menunda proses initial public offering-nya (IPO) karena adanya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Karena momennya pemilu itu ditunda dulu. Biasanya mereka aja yang menundakan,” ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman saat dikonfirmasi wartawan, Kamis, (22/2/2024).

Berbeda dengan perusahaan swasta, sejumlah BUMN dikabarkan juga menunda untuk melantai di bursa karena mempertimbangkan masa jabatan kementerian yang sebentar lagi akan berakhir.

“Kalau perusahaan BUMN waktunya tinggal (kurang dari) satu tahun lagi sampai Oktober, Jadi wajar saja kalau mereka review, karena mereka wakil menterinya tinggal satu, dulu kan dua. Wamennya, Pak Tiko dia punya prioritas lain sekarang. Kami ngikut saja, terima aja,” tuturnya.

Sejauh ini, Iman merinci masih ada 25 emiten antre pipeline IPO, dengan menggunakan basis laporan keuangan buku September. Sehingga pihaknya yakin target tahun 2024 bisa terpenuhi.

Sementara itu, BEI terus menyaring kandidat calon emiten yang mau melakukan penawaran umum perdana. Sejumlah kriteria pun disebutkan.

“Buat kita kan yang paling penting sustainability. Jadi kita gak hanya bicara historical punya pendapatan tapi bisnis modelnya sustain gak?” jelas Iman.

Terpisah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, tidak ada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Untuk tahun 2024 ini, belum ada kelompok usaha BUMN atau anak usaha BUMN yang masuk dalam pipeline,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuagan Derivatif, dan Bursa Karbon Inarno Djajadi dalam keterangan tertulis, Kamis (22/2).

Meskipun demikian, BEI tetap optimis kinerja penghimpunan dana di pasar modal akan stabil dan bahkan lebih baik dari tahun 2023 dan target penghimpunan dana tahun 2024 sebesar Rp 200 triliun akan tercapai.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


MANG Siap melantai di Bursa Tahun Depan, Valuasi Kemahalan?

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts