Baru Selesai Jiwasraya & Asabri, Eh… Ada Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, ada dua hal yang menjadi titik penting di lingkungan kementerian BUMN, yaitu, pencegahan korupsi dan pembenahan sistem. Dengan perbaikan sistem, Erick ingin korupsi tak lagi berulang.

Read More

“Saya nggak mau, kita semua di sini sudah memperbaiki, kita nanti pensiun atau tidak ditugaskan lagi, apa yang sudah kita lakukan dibalikin lagi kayak zaman dulu, yang koruptif, yang banyak hutang,” kata Erick dalam keterangan tertulis, Jumat (13/1).

Erick menyoroti, para direksi BUMN yang mengelola dana pensiun. Pasalnya, hanya 35% perusahaan BUMN yang mampu mengelola dana pensiunnya dengan baik. Sementara, sisanya sebesar 65% lainnya bermasalah.

Temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang dirilis pada 21 Maret 2022 mencatat bahwa korupsi rawan terjadi di BUMN sektor keuangan. Sepanjang 2016-2021, aparat hukum terbanyak menangani kasus korupsi yang berkaitan dengan sektor finansial, yakni 38 kasus. Itu sebabnya, salah satu rekomendasi ICW adalah perlu adanya perhatian yang lebih serius pada BUMN yang bergerak di sektor finansial.

Erick mencontohkan, dua kasus megakorupsi di asuransi Jiwasraya dan Asabri yang merugikan negara. Kerugian negara akibat korupsi Asabri mencapai sebesar Rp 22,7 triliun. Sedangkan korupsi Jiwasraya yang sudah berlangsung sejak 2006 mencapai Rp16,8 triliun dan melibatkan 13 korporasi.

“Kita baru saja selesai dengan Jiwasraya dan Asabri,kita lagi meningkatkan kepercayaan investor, BUMN makin bersih, eh ada lagi korupsi. Kita yang dosa nanti sama rakyat kita,” tuturnya.

Sehingga, dirinya bekerjasama dengan BPKP untuk menyusun daftar blacklist untuk mencegah para direksi yang korup menjabat di BUMN lain. “Nantinya yang dapat mencabut daftar blacklist ini hanya presiden Republik Indonesia,” tegas imbuhnya.

Erick diketahui tengah mendorong 4 agenda besar di BUMN. Selain membuat daftar hitam pejabat BUMN yang korup, tiga lainnya: membuat Blueprint 2024 – 2034. Adanya omnibus law versi BUMN (45 Permen akan diciutkan menjadi 3 saja) dan melihat kembali kinerja dana pensiun di BUMN.

Erick menegaskan, pihaknya ingin melakukan gebrakan bersih-bersih di BUMN. Selain mengungkap kasus Jiwasraya dan Asabri, Erick juga melaporkan korupsi di Garuda Indonesia yang hampir saja membuat maskapai nasional itu bangkrut dengan kerugian negara Rp 8,8 triliun. Untungnya, Garuda masih bisa diselamatkan berkat tangan dingin Erick.

Meski tak mudah, upaya Erick untuk menyelamatkan uang rakyat lewat gerakan antikorupsi di BUMN, kini mulai menuai hasil.

Hingga kuartal ketiga 2022, BUMN mencatatkan kinerja keuangan yang bagus.

“Walau dalam tekanan pada masa pandemi, kinerja BUMN menguat signifikan pada triwulan ketiga tahun 2022. Stigma BUMN tukang ngutang juga kita patahkan. Berbagai terobosan, konsolidasi, perbaikan sistem, memperkuat kepemimpinan, menjadi kunci dan bekal transformasi yang berkelanjutan,” jelasnya.

Erick menyampaikan laba konsolidasi BUMN tumbuh 154,1% dari Rp 61 triliun pada kuartal ketiga 2021 menjadi Rp 155 triliun pada kuartal ketiga 2022. Selain itu, pendapatan usaha BUMN naik 29,6 persen dari Rp 1.613 triliun pada kuartal ketiga 2021 menjadi Rp 2.091 triliun pada kuartal ketiga 2022.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Biaya Kereta Cepat Bengkak!, Erick Thohir: Masih Murah

(RCI/dhf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts