Bergerak Labil, Begini Nasib Harga CPO Pekan Ini

Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange pekan ini terpantau mencatatkan kinerja cemerlang. Sepekan harganya menguat 1,23%. Dengan ini sudah tiga pekan beruntun CPO berakhir menguat.

Read More

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (14/7/2023) harga CPO berakhir menguat 0,41% ke posisi MYR 3.881 per ton. Meski menguat, harganya tak mampu bertahan lama di level 3.900. Dengan ini secara bulanan harga CPO masih tercatat menguat 2,43%, namun masih mengalami koreksi tajam 7,02% secara tahunan.

Pekan ini, harga CPO tercatat tiga kali menguat dan dua kali mengalami koreksi. Memang, pekan ini pergerakannya cenderung bervariasi dan labil menentukan arahnya.



Sentimen yang mempengaruhi pergerakannya pekan ini memang cukup beragam. Ada dari sisi produksi, ekspor, maupun perkiraan persediaan.

Beban sentimen datang dari perkiraan peningkatan produksi di produsen terbesar kedua di dunia yakni Malaysia, sementara perkiraan output kedelai AS yang tinggi sepanjang masa juga mengurangi sentimen.

Kekuatan minyak nabati saingannya turut mewarnai pasar pekan ini. harga CPO lebih tinggi setelah menyerahkan keuntungan besar dan kuat kemarin dan beberapa pembelian dengan harga murah karena sentimen positif dari permintaan ekspor mendorong momentum pembelian, meskipun kenaikan diredam oleh kekuatan baru dalam mata uang lokal.

Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 menguat 0,8%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 tumbuh 0,2%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik tipis 0,8%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Ringgit Malaysia, mata uang perdagangan sawit terapresiasi 1,40% terhadap dolar hingga mencapai level tertinggi sejak 18 Mei. Ringgit yang lebih kuat membuat minyak sawit kurang menarik bagi pemegang mata uang asing.

Impor minyak sawit India melonjak 56% ke level tertinggi tiga bulan pada Juni karena pembeli memanfaatkan penurunan harga untuk meningkatkan pembelian.

Malaysia telah mempertahankan pajak ekspor Agustus untuk minyak sawit mentah sebesar 8% dan menaikkan harga acuannya, sebuah surat edaran di situs Dewan Minyak Sawit Malaysia menunjukkan pada hari Jumat.

Di sisi lain, produsen utama Indonesia berencana untuk menetapkan harga referensi minyak sawit mentah (CPO) lebih tinggi pada US$791,02 per metrik ton untuk periode 16-31 Juli, kata pejabat senior kementerian ekonomi Musdhalifah Machmud pada Rabu (13/7/2023), Hal ini membuatnya kurang kompetitif terhadap minyak sawit Malaysia.

Berdasarkan laporan perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia pasa Sabtu (15/7/2023) ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1 – 15 Juli naik 16,7% menjadi 510.249 ton dari 437.101 ton yang dikirim selama 1 – 15 Juni.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


‘Mati Suri’ Empat Hari Beruntun, Harga CPO Akhirnya Bangkit

(aum/luc)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts