BI Luncurkan Amunisi, Genderang Perang VS Singapura Dimulai?

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) meluncurkan instrumen operasi moneter valuta asing (valas) baru. Instrumen tersebut diharapkan bisa memulangkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang banyak diparkir di Singapura.

Read More

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan instrumen tersebut akan memberikan imbal hasil deposito valas yang kompetitif berdasarkan mekanisme pasar.

“Bank bisa pass-on simpanan DHE dari para eksportir. Jadi eksportir menyimpan dana ke perbankan, terus perbankan bisa pass-on ke BI dengan mekanisme pasar dan suku bunga atau imbal hasil yang menarik,” tutur Perry dalam konferensi pers, Kamis (22/12/2022).

Perry mencontohkan jika rata-rata bunga deposit valas negara lain ada di angka 3,70% maka BI akan menawarkan bunga kepada perbankan di kisaran 3,75-4,0% melalui lelang.

“Bank akan tetap mendapatkan spread. Tergantung kondisi akan bergerak dari waktu ke waktu karena mekanisme pasar sesuai perkembangan yang ada dengan suku bunga dan daya tarik eksportir untuk ini,” ujar Perry.

Dengan bunga yang lebih kompetitif, Perry berharap instrumen ini mampu menarik minat eksportir untuk menaruh DHE mereka, terutama eksportir di sektor Sumber Daya Alam (SDA). Terlebih, mereka banyak diuntungkan dari sumber daya Indonesia.

“Mari apa yang kita hasilkan dan dapatkan dari bumi negeri ini kita gunakan untuk stabilkan ekonomi negeri dan kemakmuran Indonesia,” imbuh Perry.

DHE tengah menjadi pembicaraan hangat. Pasalnya, banyak DHE yang lebih banyak parkir di luar negeri. Kondisi ini berimbas pada semakin tergerusnya cadangan devisa (cadev) serta stabilitas nilai tukar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari-November 2022 menembus US$268,18 miliar atau naik 28,16% dibandingkan periode yang sama pada periode tahun lalu.

Sementara itu, cadev terus tergerus dari US$ 141,3 pada akhir Januari 2022 menjadi US$ 134 miliar pada akhir November 2022.

Lebih tingginya bunga deposito dolar AS di Singapura merupakan salah satu faktor keringnya pasokan dolar di Tanah Air karena banyak DHE diparkir di negara tersebut.

Penelusuran CNBC Indonesia menunjukkan rata-rata bunga deposito dolar Amerika Serikat (AS) di perbankan Singapura ada di kisaran 2,95-3,86% untuk tenor satu bulan. Sementara itu, untuk tenor 12 bulan bunga deposito menembus hingga 5,1%. Besaran bunga juga bervariasi tergantung nilai simpanan.

DBS, misalnya, menawarkan bunga deposito sebesar 3,86% untuk deposito dolar AS tenor 1 bulan sementara untuk tenor 12 bulan sebesar 4,76%.

Bunga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan oleh bank dalam negeri seperti Bank Mandiri dan BCA yakni di kisaran 0,75-1,75%.




Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts