BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Melemah Imbas Penguatan DXY

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) memutuskan menahan suku bunga.

Read More

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,07% terhadap dolar AS di angka Rp15.380/US$ pada hari Jumat (22/9/2023). Hal ini berkebalikan dengan penutupan perdagangan kemarin yang menguat 0,03% ke angka Rp15.370/US$.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada Jumat (22/9/2023) pukul 08.59 WIB, tercatat DXY naik di angka 105,53 dibandingkan penutupan perdagangan pada Kamis (21/9/2023) yang berada di posisi 105,36.



Kemarin (21/9/2023), Bank Indonesia (BI) telah merilis data suku bunga Indonesia dan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate di level 5,75%. Demikian juga suku bunga deposit facility di level 5% dan lending facility 6,5%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan ini merupakan bentuk konsistensi kebijakan moneter BI untuk memastikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam kisaran sasaran 3% plus minus 1% pada 2023 dan 2,5% plus minus 1% pada 2024.

“Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sebagai konsistensi kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap rendah dan terkendali,” kata Perry saat konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Kendati demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan hanya ada satu aspek yang perlu dipertimbangkan sehingga opsi saat ini adalah menahan di level 5,75%.

“Kalau hanya mempertimbangkan pertimbangan ekonomi domestik yaitu inflasi rendah dan akan terus rendah tentu ada ruang-ruang untuk melihat kembali kebijakan suku bunga BI sekaligus juga untuk dorong pertumbuhan ekonomi,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/9/2023).

Pernyataan Perry ini menjadi sinyal jika BI ada potensi untuk kembali menahan suku bunganya di pertemuan mendatang atau bahkan menurunkan suku bunganya jika diperlukan.

Sejumlah ekonom kepada CNBC Indonesia memperkirakan BI baru akan memangkas suku bunga paling cepat pada kuartal II-2024. Perkiraan ini lebih mundur dibandingkan proyeksi sebelumnya di mana banyak ekonomi dan analis yang memperkirakan BI sudah akan memangkas suku bunga pada kuartal I-2024.

Dalam menstabilkan nilai tukar rupiah, BI mempersiapkan operasi moneter Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang menggantikan Reverse Repo. Implementasi SRBI yang pro market ini dilakukan dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik portfolio inflows, serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying. Alhasil hal ini dapat memperkuat mata uang Garuda.

Dalam dua lelang perdana, SRBI berhasil meraup penawaran yang melebihi target lelang. Perry menjelaskan, kini permintaan tertinggi ada pada tenor 6, 9 dan 12 bulan. Hal ini akan mendorong terciptanya jual beli di pasar sekunder dengan sisa maturitas antara satu bulan dan tiga bulan, bahkan 2 minggu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Breaking News: Rupiah Anjlok & Tembus Level Rp 15.000/USD

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts