Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada penutupan sesi I perdagangan kali ini (23/12/22).
IHSG ditutup pada level 6.808,44 atau turun tipis sebesar 0,23%. Terdapat 221 saham menguat, 278 saham mengalami koreksi dan 192 lainnya konsisten tidak berubah.
Berdasarkan data statistik RTI business, tercatat sebanyak 10,6 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 607 ribu kali serta nilai perdagangan mencapai 5 triliun rupiah serta kapitalisasi pasar mencapai 9442 triliun rupiah.
Senior Equity Analyst Sucor Sekuritas, Benyamin Mikael dalam Squawk Box, CNBC Indonesia menyebutkan sektor finansial dan teknologi memberikan tekanan terhadap laju IHSG di penutupan sesi I.
“Kelihatannya memang dari fintech akan memberikan tekanan” sebut Benyamin.
Berdasarkan data dari Bea Cukai Indonesia (BEI) via refinitiv, sektor finansial melemah sebesar 0,30% sementara sektor teknologi turun 0,26%.
Kemudian Benyamin juga menambahkan ada beberapa saham big cap yang menahan IHSG. Mayoritas saham berkapitalisasi pasar di atas Rp 120 triliun pun secara mayoritas terkoreksi pada siang hari ini dan turut membebani pergerakan IHSG.
Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) memimpin, yakni ambles 2,54% menjadi Rp 3.830/unit. Diikuti saham PT Astra International Tbk (ASII) yang anjlok 1,73%. Berikutnya saham bank buku IV juga terpantau melemah. BBRI dan BBNI turun masing-masing 1,21 dan 0,53 persen, sementara BMRI dan BBCA tidak berubah. Beralih ke saham lain yakni saham dengan kode UNVR turun 0,83% dan turut menyetir pelemahan IHSG.
Dari deretan big cap, Hanya saham emiten batubara yakni PT Bayan Resources yang tidak terkoreksi pada perdagangan sesi I hari ini, di mana saham BYAN melesat 2,49% ke posisi Rp 18.500/unit.
“Saat ini ada satu saham yang marketnya sangat tinggi tahun ini, Bayan Resources” ungkap Benyamin.
Benyamin juga menambahkan bahwa valuasi BYAN telah melampaui Bank Mandiri dan pergerakan likuiditasnya tidak terlalu tinggi sehingga dengan volume transaksi yang lebih besar bisa berpengaruh terhadap pergerakan IHSG.
Penurunan IHSG di sesi I terjadi setelah pengumuman suku bunga acuan BI rate. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung 21-22 Desember 2022. Suku bunga acuan 5,50% adalah yang tertinggi sejak Agustus tahun 2019. Sementara itu Deposit Facility sebesar 4,75%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6,25%.
“Memang BI menaikkan sekitar 25 bps dibawah kenaikan The Fed kemarin sekitar 50 bps, kelihatannya karena BI cukup percaya diri bahwa inflasi di Indonesia segera turun. Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, BI tidak tergesa-gesa untuk menaikkan suku bunga.” Lanjut Benyamin.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000
(Muhammad Azwar/ayh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com