Bisnis Tekstil Berat, Pan Brothers Rugi di 2023


Read More

Jakarta, CNBC IndonesiaEmiten tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) mencatatkan rugi bersih yang cukup besar di sepanjang 2023, dari sebelumnya pada 2022 yang mencetak laba bersih.

Rugi bersih PBRX sepanjang 2023 mencapai US$ 1,21 juta atau sekitar Rp 18,63 miliar, setelah sebelumnya berbalik posisi laba dari periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 3,68 juta atau sekitar Rp 56,65 miliar.

Tak hanya membukukan rugi bersih, penjualan bersih perseroan juga menyusut 15% menjadi US$ 581,61 juta per akhir 2023, dari sebelumnya per akhir 2022 sebesar US$ 690,04 juta. Beban pokok penjualan perseroan juga turun menjadi US$ 516,37 juta per 31 Desember 2023, dari sebelumnya sebesar US$ 608,71 juta per 31 Desember 2022.

Sementara untuk beban penjualan turun menjadi US$ 9,17 juta per 31 Desember 2023, turun dari sebelumnya sebesar US$ 11,21 juta per 31 Desember 2022. Beban umum dan administrasi mencapai US$ 22,05 juta, terpangkas dari sebelumnya US$ 25,32 juta.

Dari sisi top line, aset Pan Brothers per akhir 2023 mencapai US$ 696,76 juta atau sekitar Rp 10,73 triliun, turun dari periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 724,64 juta atau sekitar Rp 11,15 triliun.

Sedangkan total ekuitas perseroan mencapai US$ 333,65 juta per akhir 2023, menyusut dari posisi akhir tahun sebelumnya yang sebesar US$ 341,02 juta. Adapun jumlah liabilitas perseroan per 31 Desember 2023 mencapai US$ 363,11 juta, turun tipis dari periode sama tahun 2022 sebesar US$ 383,63 juta.

Bahkan, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Rating menurunkan peringkat surat utang Pan Brothers, dari ‘C’ menjadi ‘RD’ ( Default Rating) sejak tanggal 8 Maret 2024.

PBRX gagal menunaikan kewajiban membayar bunga dengan besaran 7,625% pertahun dari surat utang senilai US$ 171 juta yang harus dibayarkan 26 Januari 2024.

“Rating RD mengindikasikan ketidakpastian pembayaran surat utang tapi tidak masuk dalam gugatan kebangkrutan,” tulis manajemen Fitch Rating dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia(BEI), Kamis (14/3/2024).

Ditambahkan, PBRX seharusnya membayar bunga senilai US$ 6,5 juta per enam bulan sampai surat utang senilai US$ 171 juta yang sudah jatuh tempo pada Desember 2025.

Menanggapi penurunan peringkat tersebut, Direktur PBRX, Fitri Ratnasari Hartono mengatakan telah mengadakan rapat pemegang obligasi dan mengirimkan surat permohonan wali amanat atau trustee mengenai rencana pembayaran kupon obligasi.

“Fitch Rating akan menilai kembali peningkatan peringkat apabila terdapat penyelesaian pembayaran,” tulis Fitri dalam keterangan resmi.

[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts