Bitcoin Tembus US$ 21.000, Ramalan Robert Kiyosaki Jadi Nyata

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga Bitcoin saat ini kembali bangun dari tidurnya. Bahkan, harganya sempat diatas US$ 21.000. Hal tersebut memuat para analis untuk mengeksplorasi ke mana harga BTC selanjutnya.

Read More

Mengutip Cointelegraph, harga Bitcoin yang melonjak di atas level US$ 20.000 membuat para analis berspekulasi tentang ke mana arah harga BTC. Apalagi, anut pun sempat mencapai angka tertingginya tahun ini pada 13 Januari 2023 lalu di level US$ 21.095. Capaian tersebut tertinggi sejak 8 November 2022.

Bitcoin saat ini seperti bangun dari tidurnya setelah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) yang dirasakan positif. Sehingga, hal tersebut diikuti oleh reli yang kuat di seluruh pasar crypto.

Apakah tren penurunan Bitcoin sudah berakhir?

Secara teknis, tren penurunan pada pasar berisiko masih terjadi. Hanya saja, sudah membaik dibandingkan pekan sebelumnya.

Terlepas dari kekuatannya belakangan ini, beberapa analis yakin harga BTC harus tetap di atas US$ 21.000 San dapat berlangsung lama.

“Tren bullish baru yang dimulai pada 1 Januari mendorong bitcoin ke level $18,6 – $18,9k, namun persilangan ke $19k diperlukan untuk mengklaim saluran perdagangan baru di sekitar $19-$21k. Perlawanan diperkirakan terjadi di sekitar level ini karena bitcoin menghadapi tren penurunan jangka menengah. Jika harga gagal menembus garis tren, kami perkirakan retrace menuju area $16-$17k,” kata analisis Glassnode dikutip Minggu (15/1).

Volume terbesar dan aktivitas keseluruhan Bitcoin tampaknya mengelilingi level US$ 16.000. Hal itu menjadi dasar yang lebih solid daripada kisaran harga saat ini. Dengan volume yang lebih sedikit di sekitar level yang lebih tinggi dari US$ 21.000, reli Bitcoin dapat dibatasi pada US$ 21.095.

Meskipun demikian, Bitcoin masih menghadapi hambatan termasuk PHK besar-besaran dalam ekonomi makro yang semakin ketat. Selain itu, indeks kekuatan relatif (RSI) Bitcoin saat ini menunjukkan BTC sebagai overbought. Menurut analisis RSI, tren turun yang tajam dapat terbentuk saat harga terkoreksi.

Berdasarkan data historis, Bitcoin saat ini berada di bawah rata-rata pergerakan 200 minggu dan menurut analis pasar independen Rekt Capital, harga Bitcoin mungkin telah mencapai dasar makro. Secara historis level “Death Cross” menunjukkan level terendah US$ 23.500.

Sementara pedagang dan analis teknis tidak dapat memperkirakan secara akurat berapa lama pasar bullish atau bearish akan bertahan.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Harga Bitcoin Jatuh ke Level Terendah! Ini Biang Keroknya

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts