Boom Tambang, Ini Daftar Orang Super Kaya RI Yang Makin Tajir

Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun 2022 menjadi tonggak penting bagi pebisnis sektor tambang yang mendapati kekayaannya meningkat signifikan akibat siklus super komoditas.

Read More

Sejak wabah pandemi mulai dapat dikekang penyebarannya, harga berbagai komoditas terbang tinggi akibat meningkatnya permintaan setelah ekonomi global mulai kembali membuka ekonominya. Permintaan tinggi tersebut diperparah oleh konflik berkepanjangan di Eropa Timur yang menyebabkan pasokan sejumlah komoditas penting kian ketat dan ikut membuat harga kian terbang.

Tahun ini batu bara sempat beberapa kali mencatatkan rekor harga perdagangan tertinggi dan masih diperdagangkan lebih tinggi 123% dari tahun lalu. Selain batu bara yang diuntungkan karena krisis energi global, salah satu komoditas tambang utama RI yakni nikel juga mengalami lonjakan harga 48% dalam setahun terakhir. Kenaikan ini terjadi karena semakin banyak pihak yang terjun aktif dalam upaya percepatan energi hijau yang diketahui akan membutuhkan banyak logam nikel, termasuk untuk penggunaan baterai kendaraan listrik.

Lalu siapa saja yang diuntungkan dari booming komoditas tahun ini? Berikut TIM RISET CNBC INDONESIA coba merangkum beberapa pihak yang diuntungkan dari kenaikan harga batu bara dunia.

Low Tuck Kwong dan Dewi Kam dari Bayan Resources (BYAN)

Dato’ Dr. Low Tuck Kwong, dilahirkan di Singapura 17 April 1948 dan berganti kewarganegaraan menjadi WNI pada 1992 memperoleh pundi-pundi dari kepemilikan saham di PT Bayan Resources Tbk (BYAN).

Tahun ini Bayan mampu mencatatkan rekor pendapatan dan laba bersih karena iklim bisnis batu bara yang sedang merona. BYAN merupakan emiten batu bara dengan kapitalisasi terbesar di bursa domestik dan juga merupakan perusahaan paling berharga keempat di belakang tiga bank raksasa RI.

Akhir tahun lalu, Majalah Forbes menempatkan Low Ruck Kwong di posisi ke-18 orang terkaya di Indonesia dengan harta bersih ditaksir mencapai US$ 2,55 miliar.
Akan tetapi hingga Jumat (16/12), menurut data real time billionaire dari publikasi yang sama, harta Low Tuck kini menyentuh US$ 18,2 miliar atau setara dengan Rp 284 triliun(kurs Rp 15.600/US$) atau naik 700% dengan kekayaan bersihnya bertambah Rp 24 triliun (US$ 1,45 miliar) dalam satu kuartal. Saat ini ia tercatat sebagai orang terkaya kedua di Indonesia, di belakang Hartono bersaudara.

Selanjutnya ada nama Dewi Kam yang secara juga masuk dalam daftar orang terkaya RI tahun ini dengan harta tercatat sebesar US$ 2 miliar dari kepemilikan minoritas di BYAN.
Adapun saham yang dimiliki dalam setahun terakhir harganya telah melonjak hingga 405%. Low Tuck Kwong juga diharapkan akan memperoleh dividen tunai dari Bayan mendekati Rp 10 triliun awal tahun depan.

Boy Thohir, TP Rachmat, Edwin Surjadjaja dan Arini Subianto (Kongsi Adaro)

Saudara menteri BUMN RI, Garibaldi Thohir bersama TP Rachmat dan Edwin Soeryadjaya mendirikan emiten raksasa PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yang ketika pertama kali melantai di bursa tahun 2008 silam berhasil memperoleh dana IPO terbesar sepanjang sejarah yang baru-baru ini rekornya dipecahkan oleh Bukalapak.

Lokasi penambangan Adaro tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan, selain itu terdapat juga situs penambangan berlokasi di Australia yang baru diakuisisi tahun 2018 lalu.
Akhir tahun lalu, Majalah Forbes menempatkan Boy di posisi ke-17 orang terkaya di Indonesia dengan harta bersih ditaksir mencapai US$ 2,6 miliar. Dalam daftar yang sama tahun ini, kekayaannya bertambah menjadi US$ 3,45 miliar dan naik dua peringkat. Selain dari Adaro, melonjaknya harta kekayaan Boy juga ditopang oleh suksesnya IPO anak perusahaan yakni Adaro Minerals (ADMR).

Sementara itu TP Rachmat secara posisi turun satu peringkat ke posisi 16, namun kekayaannya naik US$ 460 juta menjadi US$ 3,3 miliar tahun ini. Selain batu bara, TP Rachmat juga memiliki konglomerasi bisnis kelapa sawit.

Lalu Edwin juga mengalami kenaikan harta kekayaan US$ 290 juta menjadi US$ 1,8 miliar. Edwin bersama Boy Thohir juga merupakan pemegang saham emiten tambang emas MDKA.

Terakhir dalam kongsi Adaro ada Arini Subianto yang kekayaannya naik US$ 525 juta menjadi US$ 1,5 miliar tahun ini dan secara posisi naik 16 peringkat.
Dalam setahun saham ADRO telah melejit 134%, saham MDKA naik 23% dan saham ADMR terbang 1620% sejak IPO.
Lim Hariyanto Wijaya Sarwono

Pengusaha berusia 94 tahun ini memperoleh kekayaannya dari bisnis komoditas kelapa sawit serta tambang yang meliputi nikel dan bauksit, mineral bahan baku aluminium.
Keluarga Lim merupakan bagian dari Grup Harita yang aktif menambang nikel di Indonesia, serta memiliki perusahaan publik yang menambang bauksit yakni Cita Mineral Investindo (CITA).

Tahun ini kekayaannya meningkat US$ 100 juta menjadi US$ 1,1 miliar dan naik 5 peringkat ke posisi 36 dalam daftar orang terkaya RI.

Eddy Sugianto dan Ghan Djoe Hiang Jadi Wajah Baru

Tahun ini terdapat dua wajah baru pebisnis tambang yang namanya masuk dalam daftar orang terkaya RI. Pertama adalah Eddy Sugianto dengan kekayaan ditaksir mencapai US$ 1,27 miliar dan menjadi orang terkaya ke-32 di Indonesia. Kekayaannya diperoleh dari kepemilikan saham di perusahaan batu bara yang tahun lalu baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni Prima Andalan Mandiri (MCOL).

Kemudian ada nama Ghan Djoe yang merupakan istri mendiang Athanasius Tossin Suharya, pendiri grup tambang Baramulti. Tahun ini kekayaannya ditaksir mencapai US$ 1,07 miliar dan menduduki peringkat ke-41 orang terkaya di Indonesia. Ghan Djoe Hiang dan keluarga merupakan pemegang saham utama Baramulti Suksessarana (BSSR) dan anak perusahaan Mitrabara Adiperdana (MBAP).

Dalam setahun terakhir saham MCOL naik 106%, BSSR naik 57% dan MBAP naik 107%. Kedua taipan baru RI ini juga menerima dividen jumbo dari kinerja cemerlang perusahaan tambang besutannya.

Kiki Barki

Berbeda dengan mayoritas pebisnis tambang lain, harta Kiki Barki malah susut tipis tahun ini akibat penurunan harga saham perusahaan miliknya. Harum Energy (HRUM) yang kini juga mulai masuk ke bisnis nikel, harga sahamnya turun 16% tahun ini.

Tahun lalu, nama Kiki Barki untuk pertama kalinya kembali muncul dalam daftar 50 orang terkaya RI setelah absen tujuh tahun. Kekayaan bersihnya tahun lalu ditaksir mencapai US$ 1,6 miliar, sedangkan tahun ini turun menjadi US$ 1,3 miliar.

Grup Bisnis Lain yang Ikut Diuntungkan

Indika Group yang kini mulai ekspansi menuju bisnis kendaraan listrik awalnya merupakan perusahaan media lalu berkembang menjadi salah satu perusahaan energi terdiversifikasi di Indonesia.

Indika mengakuisisi PT Kideco Jaya Agung pada tahun 2004 dengan harga senilai US$ 150 juta. Bersama anak usahanya, Indika tercatat merupakan salah satu perusahaan batu bara terbesar dalam negeri. Selanjutnya, bisnis Indika terus berkembang dengan mengakuisisi Petrosea pada 2009, dan awal tahun ini telah dijual lagi kepada pihak lain.
Sejak awal tahun ini, saham INDY tercatat telah naik hingga 88%.

Lalu ada Grup Bakrie yang meski pemiliknya tidak lagi tercatat dalam daftar orang terkaya RI, namun dapat memperbaiki kinerja bisnis dan keuangan perusahaan secara signifikan.

Roda bisnis bidang pertambangan milik Grup Bakrie dilaksanakan oleh Bumi Resources (BUMI), pengendali dua raksasa tambang batubara tanah air yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin. BUMI sendiri memiliki anak perusahaan yang bergerak di sektor tambang emas yakni Bumi Resources Minerals (BRMS).

Tahun ini BUMI mampu membayarkan utang perusahaan yang bernilai jumbo dan kedatangan investor baru yakni Grup Salim, pasca suksesnya aksi korporasi penambahan modal lewat rights issue.

Dalam setahun terakhir saham BUMI melejit 155%, sedangkan BRMS naik 57%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Intip Daftar Saham Koleksi Orang-Orang Terkaya di Indonesia

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts