Bos Bursa Buka Suara Soal Isu WSKT dan WIKA Poles Lapkeu

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten konstruksi BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) diduga memanipulasi laporan keuangannya. Bursa Efek Indonesia (BEI) merespons, hingga saat ini pihaknya terus memantau dan memonitor perkembangan terkait investigasi yang sedang dilakukan.

Read More

“Bagaimana mereka menyampaikan penjelasan masing-masing, perusahaan tersebut dari investigasi yang ada, ini masih kami tunggu perkembangannya. Agar dapat informasi yang valid atau yang sudah diklarifikasi,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (27/6).

Nyoman menegaskan, investigasi atas kasus tersebut bukanlah wewenang BEI, pihaknya hanya menyampaikan segala informasi terkait kasus tersebut kepada investor sebagai pemegang saham dan kepada masyarakat sebagai perusahaan publik.

“Ada 1 (perusahaan) yang sudah melakukan perubahan atau re-statement atas laporan keuangan akibat penyajian atau perbedaan standar akuntansi yang dianut akan menimbulkan perubahan dari sisi angka, hal ini diwajibkan untuk re-statement,” ungkapnya.

Nyoman menambahkan, BEI menghormati proses investigasi yang saat sedang berjalan. Masyarakat dapat melihat hasil pemanggilan manajemen melalui situs resmi website BEI.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, ada keganjilan dari laporan keuangan emiten sektor karya tersebut. Pria yang akrab disapa Tiko ini memaparkan, Waskita sempat membukukan laba pada tahun 2017-2018 hingga mencapai Rp 4,2-4,6 triliun.

Capaian tersebut merupakan capaian tertinggi dalam sejarah. Namun, pada saat pandemi terjadi, yaitu tahun 2020, Waskita keuangan tercatat rugi atau negatif Rp 9,3 triliun.

“Jadi ini memang signifikan sekarang dari laba Rp4,2-4,6 (triliun) setelah Covid turun jadi minus Rp 9,8 (triliun), kemudian Rp 1,8, (triliun) kemudian Rp 1,7 (triliun),” ungkapnya dalam acara power lunch CNBC Indonesia, Senin (19/6).

Tiko mengaku, meskipun pada 2017-2018 lalu Waskita dapat mencetak laba besar, bamun margin atau keuntungannya sangat tipis. Hal ini memang kerap kali menjadi persoalan bagi perusahaan di sektor karya.

“Ini jadi pertanyaan kenapa ada laba yang besar sekali, sementara cashflow negatif. Padahal, waktu itu kita melihat publik sedang banyak menerbitkan isu obligasi, penerbitan berbagai instrumen keuangan dan tentunya publik melihat kondisi laporan keuangan waktu itu memang menunjukan angka baik,” jelasnya.

Tiko menyebut, meskipun demikian pihaknya belum dapat menyimpulkan apapun terkait laporan keuangan perseroan. Saat ini, Kementerian bersama masih melakukan investigasi lebih jauh terkait komponen apa yang menyebabkan kinerja keuangan anjlok secara drastis.

“Kami memahami Waskita bsinisnya membuat jalan tol. Sekarang mulai kita divestasi bertahap. Dulu ini kenapa ada laba yang besar tahun 2017-2018 karena divestasi tol, karema ada tol yang belum di bayar, (pembayaran ditempatkan) di depan (dalam laporan keuangan), apa seperti apa kami belum bisa memastikan penyebabnya,” sebutnya.

Tiko menambahkan, pihaknya ingin memastikan bahwa dugaan dan bukti sesuai dengan laporan keuangan. Sebab, dalam konteks kebijakan akuntansi juga ada celah-celah atau interpretasi yang berbeda dalam memandang suatu laporan keuangan.

“Tak menafikan mungkin kini ada perbeedaan kebijakan (akuntansi) atau belum tentu ada fraud. Tapi kita kaji detail bersama BPKP,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Erick Thohir Beri Sinyal Merger BUMN Karya Dikebut Tahun Ini

(dem/dem)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts