Bos OJK Blak-blakan Kondisi RI Saat Ini


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebut kondisi daya tahan dari perekonomian Indonesia terjaga baik di kala kondisi global yang sedang mengalami goncangan dan ketidakpastian yang tinggi.

Mahendra menyebut pihaknya menyikapi keadaan ini dengan sejumlah langkah penguatan dan berbagai roadmap industri jasa keuangan.

“Tentu kita juga mencatat bahwa ruang pertumbuhan perekonomian Indonesia di waktu yang akan datang tetap besar. Terbuka, baik dari kacamata sektor yang berlangsung maupun juga dalam konteks terkait dengan perbaikan akses literasi maupun juga kontribusi sektor jasa keuangan yang akan semakin besar lagi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi itu sendiri,” ujar Mahendra pada saat Konferensi Pers Rapat DK OJK, Senin (4/12/2023).

Ia menunjukan bahwa negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang drastis dari tahun 2022 ke tahun 2023. Seperti Malaysia, dari 8,7% pada 2022 diperkirakan turun 3,9% pada 2023.

Kemudian, Filipina menjadi 5,6% tahun ini dari sebelumnya 7,6%. Vietnam dari 8% tahun 2022 diperkirakan 4,7% tahun ini. Mahendra menyebut data ini berdasarkan dari World Bank East Asia Pacific Update Oktober 2023.

Sementara itu, sumber yang sama dan Asian Development Bank (ADB) September 2023 sama-sama memproyeksikan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh 5% tahun depan.

“Artinya dari segi daya tahan Indonesia lah perekonomian yang paling memiliki resiliensi tertinggi di 2023 ini di tengah kondisi global yang tak mudah,” ujar Mahendra.

Mahendra juga menyebut bahwa permodalan bank di Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Secara rata-rata rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) bank di Tanah Air per Oktober 2023 seesar 27,48%.

“CAR saat ini jauh lebih tinggi dari negara-negara lainnya yang sebagian besar tidak mencapai 20%,” katanya.

Hal itu, lanjut Mahendra, menunjang solidnya sektor jasa keuangan dalam negeri, terutama perbankan. Terlebih bila mengingat krisis perbankan di Amerika Serikat dan Swiss pada awal tahun ini.

“Ini kelihatan betul sektor jasa keuangan kita khususnya bank tetap mampu memiliki daya tahan yang tinggi,” jelas Mahendra.

Selanjutnya OJK akan terus mendorong industri keuangan menjalankan mitigasi risiko dan juga dapat memberikan kontribusi optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

OJK bersama lembaga jasa keuangan secara berkala melakukan stress test untuk mengetahui ketahanan permodalan dan likuiditas.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kredit Bank Naik 8,99% per Oktober 2023, BRI Cs Mendominasi

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts