Bos Sawit Pusing, Harga CPO Ambles Lagi Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Excahnge turun cukup dalam pada perdagangan akhir pekan ini Jumat (23/12/2022). Melansir Refinitiv, harga CPO ditutup melemah 1,74% ke MYR 3.830/ton.

Read More

Dalam sepekan, harga CPO ambles 2,24% secara point-to-point/ptp. Secara bulanan harga CPO juga drop 6,70% dan ambles 21,14% sejak awal tahun.


Sebelumnya, pada Kamis (22/12/2022), harga CPO ditutup ambles 1,7% menjadi MYR 3.898/ton (US$ 880,37/ton), menghentikan relinya pekan ini karena permintaan yang menurun membebani laju CPO.

Pada hari Jumat (23/12), Malaysia menuding menuduh Uni Eropa (UE) memblokir akses pasar minyak nabati setelah blok 27 negara menyetujui undang-undang baru yang mencegah penjualan komoditas yang terkait dengan deforestasi. Wakil Perdana Menteri dan Menteri Komoditas Malaysia Fadillah Yusof mengatakan kebijakan tersebut akan mempengaruhi perdagangan bebas dan adil, dan berdampak buruk pada rantai pasokan global.

Berdasarkan data Surveyor Kargo Societe Generale de Surveillance melaporkan nilai ekspor CPO Malaysia periode 1-20 Desember 2022, turun 2,1% menjadi 923.642 ton jika dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya karena permintaan dari China anjlok. Menandakan adanya penurunan permintaan CPO. Penurunan permintaan di China disebabkan angka kasus Covid kembali naik.

Negeri Panda tersebut sedang bertarung untuk mempertahankan jumlah infeksi Covid-19 yang lonjakan besar dalam kasus, kata seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Rabu (21/12/2022).

Rumah sakit di Shanghai mengatakan akan mempersiapkan “pertempuran tragis” dengan Covid-19 karena diperkirakan setengah dari 25 juta orang kota itu akan terinfeksi pada akhir minggu depan, karena virus menyebar ke seluruh China sebagian besar tidak terkendali.

Namun, penurunan harga CPO terbatasi karena adanya banjir di Malaysia yang berpotensi menganggu produksi dan pasokan. Pasalnya, Malaysia merupakan produsen CPO terbesar di dunia nomer dua setelah Indonesia.

Selain itu, harga minyak saingan yang menurun juga menekan harga CPO. Harga minyak kedelai di Dalian turun 0,7%, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade terkoreksi 0,2%. Laju pergerakan harga CPO kerap di pengaruhi oleh laju harga minyak saingan karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar di pasar nabati.

Dari dalam negeri, Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKAS) memperkirakan ekspor CPO Indonesia tahun ini mencapai 34,67 juta ton, turun dari tahun sebelumnya sebesar 37,78 juta ton karena penghentian ekspor CPO pada bulan April.

Sementara itu, biodiesel sawit Indonesia tahun ini diproyeksi mencapai 10,6 juta kiloliter, naik dari tahun lalu yang hanya sebesar 9,29 juta kiloliter.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bos Sawit Semringah, Harga CPO Naik Lagi Nih!

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts