Bukalapak Tumpuk Rp15 T Kas Perusahaan di Bank, Setahun Cuan Rp822 M


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten teknologi eks startup unicorn RI, Bukalapak.com (BUKA), masih urung menghabiskan dana hasil penawaran umum perdana (IPO). Padahal, Bukalapak telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dua setengah tahun dan tercatat sebagai IPO terbesar sepanjang sejarah.

BUKA yang merupakan unicorn RI pertama yang melantai pada 8 Agustus 2021 berhasil mengumpulkan dana investor senilai Rp 21,90 triliun sebelum dikurangi biaya emisi dan lain-lain. Langkah ini kemudian diikuti oleh sejumlah startup lain, seperti GRAB yang akhir 2021 melantai di Wall Street lewat mekanisme SPAC, lalu ada GOTO dan BELI yang melantai setahun kemudian. Terbaru J&T resmi melantai di Bursa Hong Kong tahun lalu.

Dalam laporan terbaru ke pihak BEI, BUKA mengungkapkan total dana IPO yang diperoleh setelah dikurangi biaya emisi dan lain-lain mencapai Rp 21,32 triliun. Hingga akhir 2023 dana IPO tersebut masih tersisa Rp 9,34 triliun.

Meski sudah diperuntukkan, sejumlah uang tersebut nyatanya belum dibelanjakan sepenuhnya. Hal ini terlihat dari kas dan setara kas perusahaan yang mencapai Rp 15,18 triliun akhir tahun lalu, dengan total aset lancar mencapai Rp 20,09 triliun.

Deposito Gemuk Bukalapak

Sepanjang tahun lalu, mencatatkan kerugian Rp 1,36 triliun sepanjang tahun 2023. Angka tersebut berbalik dari catatan laba Rp 1,98 triliun setahun sebelumnya. Pendapatan bersih BUKA tercatat naik 23% menjadi Rp 4,44 triliun dari semula Rp 3,62 triliun setahun sebelumnya.

BUKA tercatat masih urung membukukan laba dan gagal menepati janji untuk mencapai EBITDA positif pada kuartal terakhir tahun lalu. Tercatat EBITDA kuartal-IV BUKA mencapai adalah negatif Rp806 miliar, sedangkan EBITDA yang disesuaikan netagif Rp46 miliar.

Hingga akhir Desember 2023 tercatat BUKA menempatkan deposito di sejumlah bank besar, termasuk di BRI (Rp 5,19 triliun), BNI (Rp 3,01 triliun) dan Allobank (Rp 902 miliar) dalam rupiah dan Rp 3 triliun lebih dalam bentuk dolar AS di BNI dan BRI.

Adapun suku bunga tahunan untuk deposito berjangka berada di kisaran 4% hingga 7% untuk mata uang rupiah dan 6% untuk denominasi dolar. 

Tidak hanya itu, perusahaan juga memegang sejumlah surat berharga negara dan reksadana.

Secara total, bunga deposito, bank dan obligasi pemerintah BUKA tahun lalu mencapai Rp 822 miliar, naik signifikan dari capaian tahun sebelumnya Rp 541 miliar.

Cuan jumbo Bukalapak dari penempatan dana di deposito nyatanya tidak dapat dirasakan oleh para pemegang saham, khususnya yang sejak dari awal mengincar IPO perusahaan e-commerce yang belakangan mulai melebarkan sayap bisnisnya. Saham BUKA tercatat selalu merah sejak Februari dan hanya tiga kali menguat tahun ini. Saham BUKA telah ambles 83% sejak IPO Agustus 2021.

Sebagai catatan, sesuai prospektus IPO rencana penggunaan dana penawaran umum perdana saham Perseroan untuk modal kerja entitas anak akan direalisasikan selambat-lambatnya pada 31 Desember 2025.

Terkait penyaluran dana IPO yang masih terbatas, BUKA menyebut hal tersebut adalah bagian kehati-hatian perusahaan dalam melakukan investasi.

“Terkait dengan sisa dana hasil penawaran umum yang belum terealisasi, sesuai dengan rencana realisasi hasil penawaran umum yang telah disetujui pemegang saham pada RUPSLB, Perseroan akan menggunakan dana tersebut secara hati-hati sehingga dapat menghasilkan keuntungan terbaik bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan Perseroan,” ungkap BUKA dalam keterbukaan terkait penggunaan dana IPO.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Samcro Hyosung Adilestari Patok Harga IPO Rp103 – Rp108

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts