BUMN Disebut Suka Ngutang & Sarang Korupsi, Ini Kata Erick!

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berupaya menghapus paradigma bahwa perusahaan pelat merah merupakan sarang korupsi atau perusahaan dengan utang besar terus berjalan. Seluruh BUMN diminta berusaha membuktikan bahwa paradigma itu keliru.

Read More

Mencegah korupsi merupakan langkah yang tepat untuk melindungi hasil kerja BUMN yang saat terus meningkat signifikan. Sementara menekan utang sebagai basis pertumbuhan bisnis merupakan langkah konkrit dalam menyehatkan BUMN secara jangka panjang.

Menurutnya, BUMN secara keseluruhan mencatat peningkatan kinerja yang signifikan di tengah kondisi perekonomian yang menantang, termasuk disaat Pandemi Covid-19. Salah satu indikasi pertumbuhan kinerja tersebut terlihat dari peningkatan laba konsolidasian BUMN dari Rp 61 triliun pada Kuartal 3 tahun 2021 menjadi Rp 155 triliun pada 9 bulan pertama 2022. Itu berarti meningkat 154,1% secara year on year (yoy).

“Perlu dicatat bahwa laba itu sudah termasuk restrukturisasi Garuda, Rp 59 triliun. Itu non tunai. Selebihnya, dalam bentuk tunai,” ujarnya di gedung Kementerian BUMN Jakarta, Senin (2/1).

Pertumbuhan laba tersebut terjadi karena peningkatan Pendapatan Usaha BUMN dari Rp 1.613 triliun pada Kuartal 3 tahun 2021 menjadi Rp 2.091 triliun pada Kuartal 3 tahun 2022, atau tumbuh 29,6% yoy. “Pendapatan Usaha naik. Ini memang belum tutup buku. Saya yakin lebih baik dari 2021,” ujarnya.

Pertumbuhan pendapatan tersebut yang disertai oleh pengelolaan BUMN yang semakin efisien telah membawa perusahaan negara mampu mempertebal permodalan. Hingga Kuartal 3 tahun 2022, ekuitas seluruh BUMN telah mencapai Rp 3.211 triliun atau tumbuh 26,6% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2.537 triliun.

Mayoritas BUMN juga sudah jauh meninggalkan zona dominasi utang dalam pengelolaan keuangannya, atau sehat. BUMN telah menurunkan tingkat utang dibanding modal dari 38% pada tahun 2020, menjadi 34% pada Kuartal 3 tahun 2022.

Menurut Erick, sebuah usaha akan baik-baik saja jika mampu menggunakan utangnya untuk investasi yang produktif. “Yang salah adalah jika utang itu dikorupsi. Intinya adalah disiplin,” imbuhnya.

Pertumbuhan ekuitas juga sejalan dengan pembentukan aset BUMN yang tumbuh 9,0% yoy dari Rp 8.767 triliun pada Kuartal 3 tahun 2021 menjadi Rp 9.559 triliun pada Kuartal 3 tahun 2022.

Seiring dengan peningkatan laba tersebut, kontribusi BUMN terhadap negara pun meningkat Rp 68 triliun dalam 3 tahun terakhir, yaitu dari Rp 1.130 triliun pada sebelum Covid-19 menjadi Rp 1.198 triliun pada Kuartal 3 tahun 2022.

Erick menekankan bahwa kontribusi itu meningkat pada saat BUMN juga sedang terimbas krisis akibat Pandemi Covid-19. Selama Pandemi, tidak ada BUMN yang menutup operasionalnya, padahal semua sedang tertekan. Saat itu, BUMN memutuskan untuk melakukan konsolidasi, bukan pasrah menerima tekanan Covid-19 tanpa usaha.

“Kontribusi BUMN naik Rp 68 triliun, padahal kondisinya sedang krisis. Saat Pandemi BUMN memilih tidak terjebak oleh krisis yang membelenggu. Saat pandemi, BUMN justru bekerja maksimal, karena saat pandemi adalah saatnya konsolidasi, bukan pasrah. Itu salah besar,” tuturnya.

Salah satu strategi yang juga dilakukan adalah pembentukan holding dan sub holding seperti yang diterapkan pada PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero). Menurutnya, ada pemborosan yang terjadi pada kedua perusahaan tersebut.

Melalui pembentukan holdong dan sub holding, maka laporan keuangannya dapat terpisah dan terlihat jelas arus dana perusahaan yang mempengaruhi kinerja perseroan. Selain itu, Kementerian BUMN pun dapat mudah melakukan pemeriksaan keuangan.

“PLN bukunya sekarang dipisahkan supaya gampang periksanya. Sama Pertamina juga, bukunya dipisahkan antara hulu, hilir,” ujarnya dalam konferensi pers di gedung Kementerian BUMN Jakarta, Senin (2/1).

Sehingga, kata Erick, jika ada oknum yang tidak bertanggung jawab atau ada indikasi tindak pidana korupsi dapat segera dieksekusi.

“Jadi kelihatan pas diperiksa, ada pemborosan kita cut, korupsi kita sikat. Supaya makin sehat,” pungksnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN

(ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts