penyebabsakit.com

Bursa Asia Akhiri 2022 Cukup Ciamik, Sayang IHSG Mengecewakan

Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas bursa Asia-Pasifik mengakhiri perdagangan di tahun 2022 di zona hijau, meski beberapa bursa terpantau terkoreksi.

Pada perdagangan Jumat (30/12/2022), yang menjadi perdagangan terakhir di tahun 2022, hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona merah, yakni turun 0,14% menjadi 6.850,62.

Sedangkan sisanya ditutup cerah. Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,83 poin (+0,00%) ke posisi 26.094,5, Hang Seng Hong Kong menguat 0,2% ke 19.781,41, Shanghai Composite China bertambah 0,51% ke 3.089,26, Straits Times Singapura juga naik tipis 0,06% ke 3.251,32, dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,26% menjadi 7.038,7.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Adapun untuk indeks KOSPI Korea Selatan telah menutup perdagangan tahun 2022 kemarin, di mana pada perdagangan akhir 2022, KOSPI cenderung mengecewakan karena ditutup ambruk nyaris 2% kemarin.

Dengan ini, maka perdagangan pasar saham di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2022 resmi berakhir. Namun, hanya beberapa yang mencatatkan kinerja positifnya sepanjang tahun ini.

Dari Korea Selatan, inflasi pada periode Desember 2022 tetap kuat untuk membenarkan kenaikan suku bunga lagi di tahun baru karena bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) mendekati akhir siklus pengetatan kebijakannya.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK) Korea Selatan pada bulan ini masih tetap di 5% secara tahunan (year-on-year/yoy), atau sama seperti pada November 2022.

Angka ini sedikit meleset dari perkiraan pasar yang memperkirakan IHK Negeri Ginseng akan naik sedikit menjadi 5,1% pada bulan ini.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK Korea Selatan naik menjadi 0,2%, dari sebelumnya pada bulan lalu sebesar -0,1%.

Hal ini sebagian besar karena efek dasar yang ditandai oleh BoK. Dalam pernyataan terpisah, BoK memperkirakan inflasi akan tetap di sekitar 5% awal tahun depan. Bank sentral Negeri Ginseng tersebut akan tetap berada di jalur pengetatan selama inflasi tetap berada di kisaran 5%.

“Inflasi mereda dibandingkan dengan level tertinggi sebelumnya, tetapi tidak cukup cepat. Itu membuat BoK tidak punya banyak pilihan selain kembali menaikkan lagi suku bunga acuannya,” kata Ahn Jae-kyun, analis fixed income di Shinhan Securities, dilansir dari Bloomberg.

Adapun pertemuan BoK selanjutnya akan digelar pada 13 Januari 2023. BoK diperkirakan akan melakukan kenaikan seperempat poin lagi untuk membawa suku bunga acuan menjadi 3,5%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat di akhir perdagangan tahun 2022 mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang berhasil rebound pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,05%, S&P 500 melejit 1,74%, dan Nasdaq Composite meroket 2,59%.

Kenaikan indeks saham AS merespons rilis data pengangguran AS yang mengalami kenaikan. Data klaim pengangguran (initial jobless claims) mingguan untuk pekan yang berakhir 24 Desember 2022 tercatat mencapai 225 ribu.

Angka klaim pengangguran mengalami kenaikan sebanyak 9.000 dibandingkan dengan pekan sebelumnya dan 2.000 lebih tinggi dari estimasi konsensus Dow Jones 223.000.

Kenaikan klaim pengangguran membuat pasar berekspektasi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan lebih loose terhadap kebijakan moneternya.

Bagaimanapun juga pasar saham AS akan tetap mengakhiri kinerja tahun 2022 dengan kinerja terburuknya sejak 2008. Indeks Dow Jones turun 9,5%, S&P 500 melemah 20,6% dan Nasdaq Composite drop 34,7%.

“Investor mulai mengantisipasi resesi ekonomi yang akan terjadi pada awal 2023 seiring dengan proyeksi laba konstituen S&P 500 yang menurun dan tren ke sektor defensif” kata Sam Stouvel Chief Investment Strategist CFRA.

Namun terkait dengan resesi, Stovall memprediksi hanya akan terjadi secara mild. Harapannya dengan peluang resesi yang mild dan kenaikan suku bunga yang lebih kecil, aset berisiko seperti saham bisa rebound di tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sinyal Nggak Enak Buat IHSG Nih… Bursa Asia Loyo Lagi

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version