Bursa Asia Akhirnya Menghijau Juga, IHSG Bakal Bergairah?

Jakarta, CNBC IndonesiaBursa Asia-Pasifik dibuka kompak menguat pada perdagangan Senin (2/10/2023), setelah data aktivitas manufaktur China terbaru kembali bangkit ke zona ekspansi.

Read More

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 1,59%, Straits Times Singapura menguat 0,39%, ASX 200 Australia naik tipis 0,01%.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional. Khusus untuk pasar saham China pada pekan ini libur dalam rangka Golden Week.

Dari China, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager’s Index (PMI) versi NBS periode September 2023 dilaporkan turun sedikit menjadi 50,6, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 51.

Meski sedikit melandai, tetapi PMI manufaktur China sudah kembali berada di zona ekspansi sejak Agustus lalu. Hal ini membuat ada sedikit kabar baik dari perekonomian China.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

Sebelum Agustus dan September, PMI manufaktur China berada di zona kontraksi selama empat bulan beruntun.

Ahli statisik NBS, Zhao Qinghe mengatakan bahwa ada perbaikan secara menyeluruh dalam iklim manufaktur di China. Diantara 21 industri yang disurvei, 11 melaporkan ekspansi per September lalu.

Di lain sisi, Tanda-tanda awal perbaikan terlihat pada Agustus sering dengan meningkatnya produksi pabrik dan pertumbuhan penjualan ritel sementara penurunan ekspor dan impor menyempit dan tekanan deflasi berkurang. Sektor industri melejit sebanyak 17,2% pada Agustus, dibandingkan penurunan sebesar 6,7% pada Juli.

“PMI manufaktur, ditambah angka keuntungan industri yang baik, menunjukkan bahwa perekonomian secara bertahap mencapai titik terendahnya,” kata Zhou Hao, kepala ekonom di Guotai Junan.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah bervariasinyabursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu.

Pada Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmelemah 0,47% dan S&P 500 terkoreksi 0,27%. Namun untuk indeks Nasdaq Composite ditutup menguat. Nasdaq menguat 0,14%.

Masih meningginya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), US Treasury membuat investor kembali khawatir dan dapat mengguncang pasar saham Negeri Paman Sam.

Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, yield Treasury tenor 10 tahun naik menjadi 4,621%, menjadi yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Investor juga khawatir dengan saham-saham raksasa teknologi dan perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang mungkin menjadi titik lemah lainnya.

Investor melihat banyak saham sebagai penerima manfaat utama dari kemajuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Awal tahun ini, neraca keuangan dan model bisnis perusahaan-perusahaan besar yang kuat juga menarik mereka untuk mencari aset safe haven ketika gejolak perbankan regional mengguncang sistem keuangan.

Namun kenaikan harga saham mereka menggelembungkan valuasinya, dan beberapa investor mengatakan megacaps bisa menjadi rentan jika kenaikan imbal hasil obligasi terus menekan saham.

Ketika saham-saham teknologi besar mulai turun, begitu juga dengan indeksnya, maka orang-orang menjadi gugup dan menjual reksa dana atau ETF mereka.

Yield Treasury yang lebih tinggi akan sensitif terhadap ekspektasi suku bunga dan dianggap bebas risiko, menawarkan lebih banyak persaingan investasi terhadap saham sekaligus meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan dan rumah tangga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bursa Asia Merana Lagi, Cuma Nikkei-KOSPI yang Cerah

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts