Bursa Asia Happy Weekend, Kecuali Nikkei Jepang

Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup bergairah pada perdagangan Jumat (14/7/2023) akhir pekan ini, di mana investor masih cenderung optimis setelah dirilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS).

Read More

Hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang ditutup di zona merah pada hari ini yakni turun tipis 0,09% ke posisi 32.391,3.

Sedangkan sisanya ditutup di zona hijau. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,33% ke 19.413,779, Shanghai Composite China naik tipis 0,04% ke 3.237,7, Straits Times Singapura bertambah 0,31% ke 3.248,63.

Berikutnya ASX 200 Australia terapresiasi 0,78% ke 7,303.1, KOSPI Korea Selatan melonjak 1,43% ke 2.628,3, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melesat 0,87% menjadi 6.869,57.

Dari Singapura, ekonominya secara tak terduga berkembang pada kuartal kedua tahun ini, mencegah kekhawatiran pelaku pasar akan resesi secara teknikal di tengah perlambatan ekonomi global.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI), produk domestik bruto (PDB) Singapura pada kuartal II-2023 tumbuh 0,3% secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), dari sebelumnya yang berkontraksi 0,4% pada kuartal I-2023.

Sedangkan secara basis tahunan (year-on-year/yoy), PDB Negeri Singa pada kuartal II-2023 juga tumbuh 0,7%, dari sebelumnya pada kuartal I-2023 yang tumbuh 0,4%, meski masih jauh lebih rendah dari kuartal II-2022 yang tumbuh 4,5%.

Angka MTI, sebagian besar dihitung dari data dalam dua bulan pertama kuartal ini, dibandingkan dengan estimasi median kontraksi 0,2% dalam survei Bloomberg.

Pada Mei lalu, MTI mengatakan ekonomi Singapura akan berkembang di sekitar titik tengah kisaran 0,5% -2,5% tahun ini. Angka tersebut dapat direvisi ketika angka pertumbuhan kuartal kedua Singapura diselesaikan pada Agustus mendatang.

Di lain sisi, investor makin optimis setelah data inflasi produsen AS resmi dirilis pada Kamis malam waktu Indonesia.

Laporan inflasi produsen (producer price index/PPI) terbaru menunjukkan bahwa inflasi ditingkat produsen naik kurang dari yang diperkirakan dan dibangun di atas optimisme trader dari data inflasi konsumen (consumer price index/CPI) periode Juni lalu, yang keluar sehari sebelumnya.

PPI AS pada bulan lalu naik 0,4% (mtm), dari sebelumnya berkontraksi 0,4% pada Mei lalu. PPI tahunan AS juga jauh lebih rendah yakni naik 0,1% pada bulan lalu, dari sebelumnya pada Mei lalu yang naik 0,9%.

Sebelumnya pada Rabu malam waktu Indonesia, Inflasi konsumen (consumer price index/CPI) AS pada Juni lalu naik 3% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari posisi Mei lalu yang tumbuh 4%. Angka ini juga sedikit lebih baik dari prediksi pasar disurvei oleh Dow Jones sebesar 3,1%.

Laju inflasi Juni juga menjadi yang terendah sejak Maret 2021 di mana inflasi menyentuh 2,6%.

Secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam juga melandai mencapai 0,2% pada Juni 2023, dari sebelumnya yang naik 0,1% pada Mei lalu. CPI bulanan juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi inflasi akan ada di angka 0,3%.

Sementara itu, CPI inti AS mencapai 4,8% (yoy) pada Juni 2023, dari sebelumnya naik 5,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Secara bulanan, CPI inti mencapai 0,2% (mtm) pada Juni tahun ini, lebih rendah dibandingkan 0,4% pada Mei.

CPI inti juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi CPI inti di angka 5% (yoy) dan 0,3% (mtm).

Dengan inflasi konsumen dan inflasi produsen di AS yang melandai, maka sikap The Fed diharapkan bisa melunak secepatnya.

Namun pada pertemuan edisi Juli, suku bunga The Fed berpotensi tetap dinaikan. Chairman The Fed, Jerome Powell sebelumnya sudah mengisyaratkan jika The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan setelah menahan suku bunga pada Juni di kisaran 5,0-5,25%.

Pasar kini berekspektasi 92,4% jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada akhir bulan ini. Ekspektasi cenderung menurun dibandingkan pada Kamis yang masih sekitar 93%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pasar Khawatir Lagi, Bursa Asia Dibuka Lesu

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts