BYAN Ungkap Tantangan Sektor Batu Bara di Masa Depan

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bayan Resources Tbk (BYAN) optimis paruh kedua 2023 sektor baru bara tetap kokoh dan tren harga yang cukup kuat. Meski demikian, commodity cycle yang terjadi pada batu bara menjadi sebuah siklus yang harus dicermati.

Read More

Chief Financial Officer Bayan Resources, Alastair Gordon Christopher McLeod mengatakan singkatnya siklus komoditas, terutama pada perusahaan bisa berdampak pada penurunan.

“Namun berapa lama ini akan turun akan sangat sulit diprediksi,” jelas McLeod kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (4/8/2023).

Dia menambahkan tren commodity cycle lebih pendek dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena beberapa hal. Salah satunya tren investasi dan pertumbuhan ekonomi. Siklus komoditas yang semakin pendek pun terjadi di seluruh dunia yang berdampak pada permintaan dan penawaran.

Contohnya yang terjadi pada tahun lalu, anomali harga dan bantuan mencapai yang tertinggi meroket menjadi sekitar US$ 390 atau 400. Mcleod berharap hal itu tidak akan terjadi lagi di masa depan, apalagi yang terjadi pada tahun lalu disebabkan serangan Rusia ke Ukraina.

“Jadi saya tidak berharap saya tidak melihat harga kembali pada U$ 400. Sekali lagi, terlepas dari kenyataan bahwa itu menghasilkan margin yang sehat bagi kami. Hingga akhir 2023, kami akan memiliki margin yang cukup dan menjadi yang terdepan di industri ini,” tegas McLeod.

Optimisme Bayan tahun ini juga didukung permintaan ekspor ke beberapa negara. Bayan memiliki tiga negara tujuan utama ekspor, yaitu Filipina, Cina, dan India. McLeod menyebut Filipina menyumbang 31% dari volume penjualan Bayan, sedangkan Cina dan India terus berkembang.

“Kami memiliki strategi jangka panjang untuk memperluas produksi sebagai antisipasi tantangan batu bara ke depan. Kami telah berinvestasi di bidang infrastruktur selama sekitar tiga tahun terakhir dan akan selesai pada akhir tahun ini,” ungkap McLeod.

Saat infrastruktur tersebut terbangun, akan rantai logistik baru, yang kemungkinan besar memiliki kapasitas produksi 30 hingga 40 juta ton lagi. Jadi selama 2024 hingga 2027 Bayan akan mencoba memanfaatkan rantai logistik baru itu untuk meningkatkan produksi.

“Jadi tahun ini, kami kemungkinan besar hanya akan berproduksi sekitar 50 juta ton, tetapi kami tidak ingin berhenti di situ. Kami ingin menambah 30 40 juta ton lagi selama lima tahun ke depan,” pungkas McLeod.

Sebagai informasi, sepanjang kuartal I-2023, Bayan Resources mencatat peningkatan pendapatan hingga 33,92% secara year on year (YoY), dengan laba bersih bertumbuh 13,66% (YoY) menjadi US$418,91 juta.

 

 

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Harga Batu Bara Terjun Bebas, Bayan Resources Ungkap Strategi

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts