penyebabsakit.com

Bye Covid, Sanggupkah Konsumsi Jadi Penggerak Ekonomi RI?

* Konsumsi rumah tangga diharapkan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi pada 2023 tetapi pertumbuhannya malah melandai pada kuartal terakhir

* Inflasi menjadi kunci penting dalam menjaga daya beli sekaligus konsumsi masyarakat

* Konsumsi rumah tangga yang tinggi akan menjadi sentimen positif bagi saham-saham consumer goods, otomotif, hingga properti


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah dua tahun bergantung pada belanja pemerintah dan ekspor, Konsumsi rumah tangga diharapkan akan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Namun, melandainya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2022 bisa menjadi sinyal bahaya.

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 mencapai 5,01% (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut menjadi yang terendah sejak kuartal III-2021

Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2022 tumbuh 4,48% (yoy), jauh lebih kecil dibandingkan kuartal II-2022 (5,515) dan kuartal III-2022 (5,39%).



Dari enam kategori pengeluaran konsumsi rumah tangga, penurunan terbesar terjadi pada pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya.

Pengeluaran masyarakat untuk kesehatan dan pendidikan juga turun. Begitu pula, kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi.

Secara historis, konsumsi masyarakat pada pra-pandemi tumbuh di kisaran 5% dan menyumbang sekitar 53-56% Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, laju pertumbuhannya anjlok akibat pandemi Covid-19. Pembatasan mobilitas yang ketat membuat konsumsi rumah tangga loyo. Belanja pemerintah mengambil alih sebagai motor penggerak ekonomi pada tahun pertama pandemi Covid-19 pada 2020.

Belanja pemerintah melalui beragam bantuan sosial (bansos) pun kemudian menjadi penopang daya beli bagi banyak masyarakat.

Konsumsi rumah tangga terkontraksi pada kuartal II-2020 hingga kuartal I-2021. Pada 2020 di mana ekonomi terkontraksi 2,07%, konsumsi rumah tangga juga terkontraksi sebesar 2,63%.

Sebaliknya, belanja pemerintah pada 2020 tumbuh 1,96% dan menjadi satu-satunya kelompok pengeluaran yang tumbuh pada tahun tersebut. 

Pada 2021, ekonomi Indonesia sudah tumbuh 3,69% sementara konsumsi rumah tangga juga sudah tumbuh 2,02% .

Pada 2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,31% sementara konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93%. Artinya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga sudah mulai sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa kali menyatakan jika konsumsi rumah tangga akan dikembalikan sebagai motor penggerak ekonomi tahun ini. Untuk mencapai tujuan tersebut, pergerakan inflasi akan dijaga.

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version