Bye Dolar! Rupiah Mengangkasa Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Mata uang garuda sukses mengakhiri pekan terakhir Januari di bawah Rp15.000. rupiah berhasil mencatatkan penguatan 0,6% sepanjang minggu ini.

Read More

Nilai tukar rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (24/1/2023) hingga ke bawah Rp 14.900/US$. tepatnya Rp 14.885/US$, melesat 1,23% di pasar spot.

Kabar baik datang dari Eropa. Survei terbaru menunjukkan Eropa bisa menghindari resesi di tahun ini. Semua berkat penurunan harga energi serta pembukaan kembali perekonomian China.

Survei yang dilakukan oleh Consensus Economics menunjukkan Eropa diperkirakan akan mampu mencatat pertumbuhan 0,1% pada tahun ini.

Gubernur bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dalam World Economic Forum (WEF) di Davos pekan lalu juga mengatakan wajah perekonomian Eropa saat ini jauh lebih bagus, tidak seperti yang ditakutkan sebelumnya.

Hal tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan bisa menguntungkan rupiah sebagai aset emerging market.

Sayangnya oenguatan tersebut tak bertahan lama. Keesokan harinya, Rabu (25/1/2023) rupiah tercatat melemah 0,5% ke Rp 14.960/US$ di pasar spot.

Meski demikian rupiah kembali menguat, walaupun hanya tipis saja pada perdagangan Kamis (26/1/2023).

Pergerakan rupiah hari Kamis dipengaruhi sentimen dari luar dan dalam negeri. Perang Rusia-Ukraina memasuki babak baru setelah Jerman mengizinkan pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina untuk membantu negeri itu menghalau serangan Rusia. Hal ini membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang membuat rupiah liar.

Selain itu pelaku pasar juga menanti kepastian kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) pekan depan. Pasar memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin, lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya 50 basis poin.

Kemudian pada hari perdagangan terakhir rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 14.980/US$, melemah 0,23% di pasar spot pada Jumat (27/1/2023).

Pemicunya adalah indeks dolar AS tercatat mampu menguat 0,2% dan masih berlanjut 0,07% hingga sore ini. Penguatan indeks dolar AS terjadi setelah rilis ekonomi Amerika Serikat kuartal IV-2022 dilaporkan tumbuh 2,9%, lebih tinggi dari ekspektasi 2,6%.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang masih kuat, begitu juga dengan pasar tenaga kerja ada kemungkinan The Fed masih tetap agresif menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pekan depan. Meski, pasar masih berekspektasi The Fed akan menaikkan 25 basis poin.

Pelaku pasar pun akan menunggu kepastiannya, sehingga rupiah masih akan naik turun dengan kecenderungan melemah sebab melihat posisinya saat ini di level terkuat 3 bulan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Artikel Selanjutnya


Dolar AS Nanjak Lagi, Rupiah Cs Ambrol Berjamaah!

(ras/ras)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts