China Bikin Ketar-Ketir RI, Dolar Sentuh Rp15.510


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di saat penurunan peringkat kredit China memberikan ketakutan bagi investor.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.510/US$ atau terdepresiasi 0,13%. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi Rabu (6/12/2023) sebesar 0,06%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.01 WIB turun 0,24% menjadi 103,09. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Rabu (6/12/2023) yang berada di angka 104,15.


Moody’s menurunkan peringkat kredit China. Lembaga pemeringkat berbasis di Amerika Serikat (AS) ini menurunkan ‘outlook’ peringkat utang A1 China menjadi “negatif” dari “stabil”.

Moody’s mengatakan penurunan terjadi akibat biaya untuk memberikan dana talangan (bailout) kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara akan membebani perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Belum lagi rencana untuk mengendalikan krisis properti.

“Beijing kemungkinan perlu memberikan lebih banyak dukungan kepada pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan negara yang terlilit utang, yang menimbulkan risiko negatif yang luas terhadap kekuatan fiskal, ekonomi, dan kelembagaan China,” menurut laporan tersebut, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/12/2023).

Kondisi China saat ini dan tahun depan dapat memberikan tekanan bagi Indonesia apalagi China merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia dan merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.

Sebagai catatan, real estat dan sektor terkait menyumbang lebih dari seperempat perekonomian China. Kondisi China ini berpotensi mempengaruhi ekonomi Indonesia

Selain itu, impor China yang baru saja diumumkan pagi ini juga tak terduga turun 0,6% year on year/yoy menjadi US$ 223,54 miliar pada bulan November 2023, meleset dari perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 3,3% dan berbalik dari pertumbuhan sebesar 3,0% pada bulan sebelumnya.

Penurunan pembelian ini merupakan yang ke 10 kalinya sepanjang tahun ini, hal ini menunjukkan lemahnya permintaan domestik meskipun ada rencana luas dari pemerintah untuk memulihkan konsumsi.

Pelemahan ekonomi China ini memberikan dampak negatif bagi aktivitas ekonomi Indonesia dan pasar keuangan domestik berpotensi terkena dampak negatifnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Rupiah Terkena Efek The Fed, Bikin Dolar Tembus Rp 15.500

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts