Dalam 4 Tahun Investasi Ini Bisa Naik 2 Kali Lipat, Mau?

Jakarta, CNBC Indonesia – PwC menyebut, aset kelolaan atau Assets under Management (AuM) terkait Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola Environment, Social, and Governance (ESG) yang ditangani para aset manajer secara global diperkirakan naik menjadi US$ 33,9 triliun pada tahun 2026, dari US$ 18,4 triliun pada 2021.

Read More

Dengan proyeksi laju pertumbuhan majemuk tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 12,9%, laju aset ESG akan menghasilkan 21,5% dari total AuM global dalam waktu kurang dari 5 tahun.

“Hal ini menunjukkan adanya perubahan drastis dan berkelanjutan dalam industri aset manajemen dan kekayaan (Asset and Wealth Management/AWM) menurut Laporan Asset and Wealth Management Revolution 2022 PwC,” kata PwC Global Asset & Wealth Management Leader, Olwyn Alexander dalam keterangan tertulis, Kamis (23/12/2022).

Laporan tersebut juga mengungkapkan pandangan 250 investor institusi dan aset manajer di seluruh dunia, yang mewakili hampir setengah dari AuM global. AuM berdasarkan ESG diperkirakan tumbuh pada laju yang jauh lebih cepat daripada pasar AWM secara keseluruhan.

Berdasarkan skenario pertumbuhan base case PwC, AuM berlandaskan ESG di AS (pasar AWM terbesar) akan meningkat lebih dari dua kali lipat dari US$ 4,5 triliun pada tahun 2021 menjadi US$ 10,5 triliun pada tahun 2026. Di Eropa sudah naik 172% pada tahun 2021 dan akan meningkat 53% menjadi US$ 19,6 triliun.

Sementara investor di kawasan lain di luar AS dan Eropa juga memperbesar alokasinya. Asia-Pasifik (APAC) memiliki persentase pertumbuhan AuM ESG tercepat, yang diprediksi meningkat lebih dari tiga kali lipat hingga mencapai US$ 3,3 triliun pada tahun 2026. Produk-produk ESG di Afrika dan Timur Tengah meraih pangsa pasar yang lebih besar, serta di Amerika Latin, di mana produk-produk ESG menyumbang AuM sebesar US$ 25 miliar.

“ESG mungkin telah menjadi pendorong pertumbuhan yang paling kuat dalam manajemen aset dan kekayaan. Lonjakan permintaan untuk investasi ESG yang disorot dalam survei kami melebihi hampir semua ekspektasi sebelumnya,” ucapnya.

Ia menambahkan, dengan tantangan ekonomi saat ini, pihaknya juga melihat sedikit koreksi pada harga aset dan ada risiko kontraksi signifikan di pasar modal yang akan mengakibatkan penurunan lebih lanjut.

Ini menggaris bawahi pentingnya bagi aset manajer dan investor institusi untuk memahami bagaimana menangkap pergeseran menuju ESG sebagai penyeimbang potensi kinerja portofolio yang kurang serta keusangan produk legacy,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sukses Implementasikan ESG, BRI Borong 3 Penghargaan

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts