Data BI & Gugatan ke MK Tak Bikin Gentar, Rupiah Kuat di Rp15.840/US$


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa dan sidang gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,31% di angka Rp15.840/US$. Sedangkan secara mingguan, rupiah terpantau mengalami apresiasi tipis 0,06%.

Sementara DXY pada pukul 15:04 WIB naik ke angka 104,25 atau menguat 0,12%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 104,12.



BI hari ini telah merilis data cadangan devisa (cadev) yang terpantau turun dibandingkan periode Februari 2024.

Cadev Indonesia per Maret 2024 sebesar kembali turun ke angka US$140,4 miliar atau turun US$3,6 miliar dari sebelumnya sebesar US$144 miliar. Penurunan ini juga merupakan yang terdalam sejak Mei 2023 yang menurun sebesar US$4,9 miliar menjadi US$139,3 miliar.

Salah satu penyebab penurunan adalah pembayaran utang luar negeri dan stabilisasi nilai tukar rupiah.

“Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valas korporasi, dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” tulis BI dalam siaran pers, Jumat (5/4/2024)

BI menganggap posisi cadangan devisa masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Tercatat cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Selain itu, hari ini juga terdapat sidang gugatan ke MK dengan memanggil empat menteri beserta Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Semua dihadirkan dalam persidangan untuk didengar keterangannya.

Keempat menteri tersebut yakni Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

Tampaknya pelaku pasar menilai bahwa keempat menteri mampu menjelaskan dengan cukup baik perihal perlindungan sosial (perlinsos) maupun bantuan sosial (bansos) yang digembor-gemborkan belakangan ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pelaku Pasar Tunggu Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rupiah Lanjut Turun

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts