Data Ekonomi Eropa Makin Mengerikan, Sengatannya Bakal ke RI?

Jakarta, CNBC Indonesia – Perekonomian Eropa makin memburuk. Hal itu tercermin dari penelitian yang dilakukan kantor statistik Uni Eropa (UE). Penelitian tersebut menyebut Eurostat pada 2022 lalu menunjukkan sekitar 22% populasi UE berisiko mengalami kemiskinan sepanjang tahun.

Read More

Hal ini terjadi saat Benua Biru mengalami inflasi tinggi pascaperang Rusia-Ukraina. Dalam sebuah pernyataan, Rabu (14/6/2023), Eurostat mengatakan pada 2022, 95,3 juta orang di UE (22% dari populasi) berisiko mengalami kemiskinan atau pengucilan sosial.

Selain itu, kalangan ini juga terancam mengalami kekurangan material dan sosial yang parah, dan/atau tinggal di rumah tangga dengan intensitas kerja yang sangat rendah.

“Negara-negara yang menghadapi risiko kemiskinan tertinggi dilaporkan di Rumania dengan 34% populasi berisiko, Bulgaria sebesar 32%, serta Yunani dan Spanyol keduanya sebesar 26%,” ujar rilis laporan itu dikutip Al Mayadeen.

Tingkat kemiskinan terendah di antara populasi dilaporkan di Republik Ceko sebesar 12%, Slovenia sebesar 13%, dan Polandia hanya sebesar 16%.

Eurostat menambahkan bahwa setelah dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif dalam PDB riil, zona euro secara resmi memasuki resesi. Pada kuartal terakhir tahun 2022, PDB mengalami penurunan sebesar 0,1% di kawasan Euro, dan pada kuartal pertama tahun 2023, agensi tersebut melaporkan bahwa ekonomi telah menyusut sebesar 0,1%.

Pengeluaran rumah tangga di zona euro turun 0,3% pada kuartal pertama 2023 dan 1% pada kuartal keempat 2022. Selain itu, data yang direvisi menunjukkan bahwa kuartal keempat di kawasan itu pada 2022 disesuaikan dari 0% menjadi -0,1%.

Revisi dilakukan pada bulan April sebelum terungkap bahwa ekonomi tumbuh sebesar 0,1% pada kuartal pertama tahun ini. Diketahui, pada tanggal 2 Mei, Jerman, ekonomi terbesar Eropa, menegaskan telah jatuh ke dalam resesi.

Krisis energi, yang lahir dari sanksi terhadap Rusia, telah berputar menjadi krisis biaya hidup dengan inflasi yang mengganggu ekonomi Euro. Pasalnya, UE mulai menutup keran aliran gas yang biasanya didapatkan dari Negeri Beruang Putih sebagai sanksi atas serangan Moskow ke Ukraina.

Menurut data, negara yang mencatat penurunan PDB tertinggi antara lain Irlandia dengan penurunan 4,6%, Lithuania dengan penurunan 2,1%, dan Belanda dengan penurunan 0,7% dibandingkan kuartal sebelumnya. Untuk kenaikan, Polandia mencatat lonjakan PDB kuartalan hingga 3,8%, Luksemburg 2,0% dan Portugal 1,6%.

Ketenagakerjaan terus meningkat di zona euro sebesar 0,6% pada kuartal pertama 2023, naik dari 0,3% pada kuartal sebelumnya.

“Berdasarkan angka penyesuaian musiman, Eurostat memperkirakan bahwa pada kuartal pertama 2023, 216,1 juta orang dipekerjakan di UE, di mana 168,2 juta di antaranya berada di kawasan euro,” kata Eurostat dalam laporan terbarunya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Morgan Stanley: Ekonomi Asia Akan Lampaui AS dan Eropa

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts