Data Inflasi AS Dinanti Pasar, Dolar Ditutup Kuat Rp15.590


Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang perilisan data inflasi AS esok hari (13/2/2024).

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,26% di angka Rp15.590/US$. Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 16 Januari 2024 atau hampir satu bulan terakhir.

Sementara DXY pada pukul 14.51 WIB melemah di angka 103,99 atau turun 0,12%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan Jumat (9/2/2024) yang berada di angka 104,11.



Adapun saat ini, pesta demokrasi sedang berada di masa tenang selama tiga hari (Minggu-Selasa), setelah ramainya masa kampanye lalu. Sebagaimana telah disebutkan, masa tenang akan berlangsung selama tiga hari.

Dalam kurun waktu tersebut, tidak boleh ada seorangpun yang berkepentingan untuk melakukan kampanye. Masa tenang dilaksanakan pada periode 11 Februari 2024-13 Februari 2024.

Pekan masa tenang menjelang terlaksananya pesta demokrasi akan memiliki pengaruh pada pasar keuangan, meskipun dapat dilihat dari dua perspektif. Pelaku pasar dapat bereaksi dengan menahan investasi sembari dengan kepastian dari politik. Di sisi lain, investor juga dapat mulai mengambil posisi terlebih dahulu dengan harapan tren positif pasar keuangan pada tahun politik.

Sikap wait and see pelaku pasar pun terjadi di tengah data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini untuk periode Januari 2024.

Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa Iinflasi AS mencapai 3,4% (yoy) pada Desember 2023, naik dari 3,1% pada November 2023. Secara bulanan (mtm), tingkat inflasi AS mencapai 0,3%, meningkat dari 0,1% pada bulan sebelumnya.

Hasil data inflasi AS periode Januari 2024 diharapkan akan menjadi penentu arah pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Jika inflasi dapat melandai dibandingkan periode sebelumnya, maka bukan tidak mungkin bank sentral AS (The Fed) kembali menunjukkan sikap dovish dan mempercepat jadwal pemangkasan suku bunga untuk pertama kalinya.

Apabila hal ini benar terjadi, maka DXY akan mengalami depresiasi dan tekanan terhadap rupiah dapat semakin kecil.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Rupiah Ambruk Jelang Pengumuman The Fed, Dolar Dekati Rp16000

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts