Jakarta, CNBC Indonesia – Keperkasaan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) nampaknya masih akan berlanjut sejalan dengan data pasar tenaga kerja negeri Paman Sam yang mendingin.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,13% terhadap dolar AS di angka Rp15.235/US$ pada Rabu (30/8/2023). Penguatan mata uang Garuda tersebut memperpanjang tren apresiasi sejak Senin pekan ini.
Posisi penutupan ini mendekatkan rupiah ke level Rp 15.100/US$. Terakhir kali rupiah berada di level Rp 15.100 adalah pada 10 Agustus lalu. Kuatnya rupiah kali ini juga menjadi yang terkuat sejak 11 Agustus 2023 atau 13 hari perdagangan terakhir.
Penguatan rupiah disinyalir berkat tekanan eksternal yang mereda ditandai mendinginnya pasar tenaga kerja AS.
Pertama, survei lowongan pekerjaan dan pergantian tenaga kerja terbaru dari negeri Paman Sam menunjukkan penurunan pada Juli. Ini merupakan sebuah tanda stabilitas di pasar tenaga kerja.
Data JOLTs Openings pada periode Juli 2023 turun menjadi 8,83 juta lapangan kerja, dari sebelumnya sebanyak 9,16 juta lapangan kerja pada Juni lalu. Angka ini merupakan level terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir.
Sedangkan data JOLTs Quits periode Juli 2023 juga turun menjadi 3,55 juta lapangan kerja, lebih rendah dari periode Juni lalu yang sebanyak 3,8 juta lapangan kerja. Tingkat berhenti bekerja menurun ke level terendah dalam 30 bulan, sebuah indikasi bahwa pekerja melihat semakin sedikit peluang menarik di pasar kerja.
Kedua, indeks kepercayaan konsumen (IKK) The Conference Board turun lebih besar dari perkiraan pada periode Agustus. IKK CB AS periode bulan ini turun menjadi 106, dari sebelumnya pada Juli di angka 117.
Hal ini menandakan bahwa masyarakat di Negeri Paman Sam mulai menahan belanja, meski secara pengukuran mereka masih cenderung optimis. IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Skor di atas 100 menandakan konsumen optimistis melihat situasi ekonomi.
Tak hanya itu, pada nanti malam akan ada rilis mengenai klaim pengangguran Amerika yang biasanya diumumkan secara mingguan untuk data yang berakhir pada 26 Agustus 2023. Klaim pengangguran AS diproyeksi bisa meningkat ke 235.000 dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 230.000.
Beralih ke dalam negeri, optimisme dari Bank Indonesia (BI) juga dinyatakan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo terhadap proyeksi ekonomi Indonesia hingga tahun depan.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan Rp14.800-15.200 pada tahun ini sedangkan pada tahun depan mengalami penguatan dibandingkan tahun ini yakni menjadi Rp14.600 – 15.100.
Penguatan rupiah juga ditopang oleh proyeksi Inflasi yang tetap terkendali sesuai target bank sentral juga serta prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap positif yaitu 4,7-5,5%
Inflasi periode Agustus 2023 diketahui akan dirilis secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir pekan ini. Sebagai informasi, inflasi pada periode Juli 2023 berada di 3,08% secara tahunan atau year-on-year (yoy), sementara inflasi inti tumbuh 2,43%. Perkirakan inflasi pada Agustus masih akan sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) pada rentang 2% – 4%.
Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah pun akan meningkat sejalan dengan implementasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dimana eksportir wajib menempatkan dolar AS ke dalam negeri dalam jangka waktu tertentu. Dengan begitu, cadangan devisa ditargetkan bisa naik US$ 8 – 9 miliar per bulan.
Teknikal Rupiah
Dalam basis waktu satu jam, pergerakan rupiah berhasil menembus ke bawah beberapa garis rata-rata (Moving Average/MA) selama 20 jam, 50 jam, 100 jam, dan 200 jam.
Tren penurunan menandai penguatan rupiah yang berlanjut dalam beberapa hari ini, terdekat penguatan bisa teruji ke support di posisi Rp15.215/US$. Nilai ini didapatkan dari horizontal line dari low candle yang sempat diuji 30 Agustus 2023.
Kendati begitu, tetap perlu diantisipasi jika ada pembalikan arah melemah lagi ke resistance terdekat di Rp15.240/US$. Posisi ini bertepatan dengan garis rata-rata selama 20 jam atau MA20-nya.
Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS
|
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbal dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Breaking News: Rupiah Anjlok & Tembus Level Rp 15.000/USD
(tsn/tsn)
Sumber: www.cnbcindonesia.com