Deretan Mata Uang Terburuk Dunia Tahun Ini, Ada Rupiah?

Jakarta, CNBC Indonesia – Lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan di tingkat global membuat sejumlah nilai mata uang dunia ambruk. Tidak hanya negara miskin atau berkembang, ambruknya nilai mata uang juga dirasakan negara maju seperti Jepang dan Swiss.

Read More

Merujuk pada data Refinitiv, terdapat mata uang yang anjlok hingga puluhan persen di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini. Kondisi terparah dialami dolar Zimbabwe.

Mata uang negara tersebut ambruk 83,73% sepanjang tahun ini dari Z$105,949 per US$ 1 di awal tahun menjadi Z$ 633,484/US$ pada perdagangan hari ini, Senin (28/11/2022).

Dolar Zimbabwe ambruk setelah dilanda krisis berkepanjangan setelah pemakzulan Presiden Robert Mugabe pada 2017, pandemi Covid-19, lonjakan inflasi, serta kenaikan suku bunga di tingkat global.

Jika dihitung sejak pandemi Covid-19 pada 12 Maret 2020, dolar Zimbabwe bahkan sudah terperosok 97,17%. Di bawah dolar Zimbabwe terdapat Cedi Ghana yang ambruk 56,93% sepanjang tahun ini ke posisi GH₵‎ 14 per US$1.

Peso Argentina juga ambruk sangat dalam yakni 38% sepanjang tahun ini disusul dengan pound Mesir yang anjlok 36,1% dan Lira Turki yang jatuh 28,3%.

Yang menarik, pelemahan mata uang dialami juga oleh negara maju mulai dari Inggris, Swiss, dan Jepang. Yen menjadi mata uang utama Asia dengan kinerja terburuk pada tahun ini. Mata uang Matahari Terbit tersebut anjlok 17,3%.

Mata uang utama Asia lain yang terpuruk di hadapan dolar AS adalah renminbi China yang jatuh 11,3% dan won Korea yang ambruk 11%.

Mayoritas mata uang tunduk pada dolar Amerika Serikat A(S) setelah bank sentral AS The Federal Reserve (the Fed) mengerek suku bunga secara agresif pada tahun ini. 

Suku bunga acuan The Fed naik 375 bps sepanjang tahun ini menjadi 3,75-4,0%. Kebijakan agresif tersebut membuat dolar AS yang berstatus aset aman semakin dicari investor.





Ambruknya mata uang yen tidak bisa dilepaskan dari keputusan Bank sentral Jepang (BOJ) untuk mempertahankan suku bunga ultra rendahnya di tengah kenaikan suku bunga global.
BOJ hingga kini masih mempertahankan suku bunga acuan mereka yang kini ada di minus 0,1%. Suku bunga acuan sebesar itu sudah bertahan sejak 2016.

Jepang memilih bertahan dengan suku bunga rendah demi mendongrak ekonominya.  Keputusan BOJ mempertahankan suku bunga ultra rendahnya membuat selisih antara real rate mereka dan suku bunga The Fed (Fed Fund Rate/FFR).

Pada 29 September 2022, nilai mata uang Inggris, poundsterling, ambruk hingga menyentuh rekor terlemah sepanjang sejarah melawan dolar AS. Pada tanggal tersebut, poundsterling ambruk hingga 4,37% ke US$ 1.0382/GBP. Rekor terlemah poundsterling sebelumnya berada di US$ 1,0520/GBP yang tercatat pada 26 Februari 1985.

Sementara itu, mata uang Franc Swiss terperosok 3,5% dan krone Norwegia jatuh 10,8%.

Steve Hanke, profesor Applied Economics dan Director Troubled Currencies Project di AS merilis mata uang terlemah sejak 2020.

Ada tujuh mata uang Afrika yang melemah paling dalam yakni dolar Zimbabwe, peso Sudan, naira Nigeria, cedis Ghana, kwacha Malawi, Leone Sierra Leon,

Peso Sudan ambruk 84,95%, naira Nigeria anjlok 48,87%, kwacha terperosok 39,54%, Leona jatuh 31,23%.

Lalu di mana posisi rupiah? Mata uang Garuda juga masuk dalam daftar terburuk di Asia. Rupiah sudah melemah sebesar 9,1% sepanjang tahun ini dan menjadi mata uang utama ASEAN dengan kinerja terburuk.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Dolar AS Sedang Lesu di Hadapan Rupiah

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts