Diawali Melemah, Rupiah Kini Kokoh Tinggalkan Rp15.500


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah inflasi Indonesia tumbuh di atas ekspektasi pasar namun tetap masih dalam rentang target.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp15.480/US$ atau terapresiasi 0,16%. Sedangkan secara mingguan, rupiah ditutup menguat 0,51%. Penguatan rupiah hari ini berkebalikan dengan pelemahan yang terjadi kemarin sebesar 0,75%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB turun 0,15% menjadi 103,35. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (30/11/2023) yang berada di angka 103,5.


Hari ini (1/12/2023) mata uang Garuda ditutup menguat justru setelah inflasi Indonesia dirilis yang berada di atas ekspektasi pasar.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Indonesia pada November 2023 yang naik menjadi 2,86% (year on year/yoy) atau lebih tinggi dibandingkan konsensus.

Sebelumnya konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 institusi memperkirakan inflasi November 2023 akan mencapai 0,24% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Hasil polling juga memperkirakan inflasi tahunan (yoy) akan berada di angka 2,72% pada November lalu.

“Kelompok pengeluaran penyebab inflasi bulanan terbesar November 2023 adalah makanan, minuman, dan tembakau yaitu 1,23% dengan andil inflasi 0,32%,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud dalam rilis BRS, Jumat (1/12/2023).

Jika dilihat secara menyeluruh, penyumbang inflasi terbesar hingga November 2023 adalah makanan, minuman dan tembakau, yaitu 6,71% dengan andil 1,72% terhadap inflasi umum.

“Komoditas yang beri andil inflasi kelompok ini adalah beras sebesar 0,58%, cabai merah 0,19%, rokok kretek filter 0,18%, cabai rawat 0,10%, dan ayam ras 0,09% dan bawang putih 0,07%,” ungkap Edy.

Namun inflasi yang meningkat ini tidak menjadi kekhawatiran bagi pelaku pasar mengingat saat ini angkanya masih berada dalam rentang target inflasi BI yakni antara 2-4%.

Hal lain yang menjadi pendorong rupiah yakni PMI manufaktur Indonesia yang mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya.

PMI manufaktur Indonesia naik tipis ke angka 51,7. Angka ini merupakan perbaikan setelah indeks PMI terjun ke 51,5 pada Oktober 2023, level terendah dalam lima bulan terakhir. PMI sempat jatuh selama dua bulan beruntun pada September dan Oktober 2023.

PMI manufaktur Indonesia sudah berada dalam fase ekspansif selama 27 bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

Data tersebut menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Indonesia berjalan dengan baik dan bertumbuh.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts