Direksi GoTo Borong Saham, Analis: Bentuk Optimisme Manajemen

Jakarta, CNBC Indonesia – Dua direksi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), yakni CEO GoTo Patrick Walujo dan Chief Corporate Officer GoTo, Pablo Malay tercatat melakukan pembelian saham GoTo di pasar regular. Tujuan keduanya membeli saham GoTo adalah untuk investasi pribadi.

Read More

Hal tersebut diketahui dalam dokumen Keterbukaan Informasi yang diterbitkan pada hari Senin (28/8/2023).

Aksi ini dianggap para pelaku pasar sebagai tanda bahwa manajemen memiliki keyakinan yang kuat terhadap masa depan perusahaan, terutama mengingat bahwa harga saham GoTo saat ini sudah sangat rendah.

Informasi yang diumumkan di situs Bursa menunjukkan bahwa Patrick Walujo, selaku CEO GoTo, telah membeli sebanyak 62.920.000 saham GoTo dengan harga Rp 90,22 per saham. Sementara itu, direktur lainnya, yakni Pablo Malay, yang menjabat sebagai Chief Corporate Officer, juga melakukan langkah yang serupa dengan memborong 15.250.000 saham GoTo dengan harga Rp 85 per saham.

Menurut analis Kanaka Hita Solvera, Raditya Krisna Pradana mengatakan langkah pembelian saham oleh manajemen sebenarnya merupakan hal yang umum terjadi di pasar saham. Namun, Raditya menggarisbawahi bahwa situasi di GoTo cukup menarik karena pembelian saham dilakukan dengan mempertimbangkan harga pasar.

“Manajemen melakukan pembelian di harga pasar, padahal mereka mendapatkan skema benefit berupa kompensasi berbasis saham . Ini menunjukkan dua hal. Pertama, optimisme dan kepercayaan diri manajemen terhadap prospek perseroan, apalagi setelah kinerjanya terus membaik, dan kedua, harga sahamnya sudah terlampau murah (undervalued),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (28/8/2023).

Raditya juga mencatat bahwa performa harga saham GoTo belakangan ini tidak sepenuhnya mencerminkan nilai dasarnya, terutama mengingat performa perusahaan yang terus meningkat menuju titik profitabilitas.

“Keyakinan manajemen memang beralasan. Perlu dicatat, berdasarkan guidance perseroan, rugi adjusted EBITDA perseroan setahun penuh 2023 sebesar Rp 4,5 triliun. Pada kuartal I-2023 rugi adjusted EBITDA GOTO sebesar Rp 1,6 triliun sedangkan di kuartal II-2023 mencapai Rp 1,2 triliun,” jelasnya.

“Ada perbaikan 25% secara kuartalan. Bisa dibayangkan kalau ini terjadi konsisten di kuartal III dan IV, maka bukan tidak mungkin di bulan-bulan terakhir tahun ini GOTO sudah mencapai adjusted EBITDA positif sesuai dengan guidance” tambah Raditya.

Raditya juga menjelaskan bahwa fakta bahwa harga saham GoTo saat ini dinilai terlalu rendah juga terbukti dari perkiraan target harga menurut konsensus para analis, yang secara keseluruhan berada di atas Rp 120 per saham, jauh lebih tinggi dari harga saham GoTo saat ini.

Sebagai informasi tambahan, beberapa perusahaan sekuritas asing maupun lokal masih memberikan rekomendasi beli atau buy untuk saham GoTo.

Morgan Stanley misalnya, memiliki target harga sebesar Rp 131 per saham. JPMorgan, juga menetapkan target harga sebesar Rp 135 per saham. Sementara itu, Citi menetapkan target harga sebesar Rp 195 per saham.

Di sisi lain, beberapa perusahaan sekuritas lokal juga merekomendasikan pembelian saham GoTo, termasuk BRIDanareksa Sekuritas dan Ciptadana Sekuritas yang menetapkan target harga masing-masing sebesar Rp 150 per saham.

Selanjutnya, Indo Premier Sekuritas menetapkan target harga sebesar Rp 138 per saham, sementara Panin Sekuritas dan Bahana Sekuritas menetapkan target harga masing-masing sebesar Rp 120 per saham.

Jika kita merata-ratakan semua perkiraan target harga dari perusahaan sekuritas asing dan lokal, maka rata-rata target harga saham GoTo akan berada di sekitar Rp 142 per saham. Dengan demikian, saat ini saham GoTo diperdagangkan dengan diskon sekitar 69% dari nilai wajarnya, atau dengan kata lain, saham GoTo saat ini sedang diperdagangkan di bawah nilai yang seharusnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Hanya Jual Tipis, Saham Softbank di Goto Masih di Atas 5%

(dpu/dpu)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts