Disebut Sri Mulyani Profesi Idaman Mertua, Ini Bankir Terkaya di Dunia

Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bankir merupakan salah satu profesi impian banyak orang. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat mengatakan bahwa bankir merupakan salah satu profesi idaman mertua.

Menurut Sri Mulyani sendiri, bankir identik dengan orang bijaksana. Jadi tidak heran bila banyak orang tua menginginkan menantu yang berprofesi bankir.

Adapun bankir adalah seseorang yang bekerja di bank dan sedang atau pernah berkecimpung dalam bidang teknis operasional dan non operasional perbankan.

Berdasarkan survei dari Glints for Employers diketahui juga bahwa kenaikan gaji di sektor perbankan atau keuangan juga menggiurkan. Bahkan, banyak pula bankir yang menjadi miliarder.

Lantas, siapa saja miliarder bankir terkaya di dunia? Mengutip Forbes Real Time Billionaire, berikut daftarnya.

Keluarga Joseph Safra

Joseph Safra adalah seorang bankir dan pengusaha miliarder Lebanon-Brasil yang berbasis di Swiss, yang menjalankan kerajaan perbankan dan investasi Brasil, Safra Group. Safra membantu membangun kerajaan global perbankan, properti, dan agribisnis senilai US$25 miliar yang berbasis di Brazil.

Orang terkaya di Brazil, bankir terkaya di dunia, dan keturunan keluarga bankir asal Suriah itu, meninggal dunia di usia 82 tahun pada 10 Desember 2020.

Istrinya, Vicky Safra dan keempat anaknya yang sudah dewasa mewarisi kekayaan bankir terkaya dunia itu. Putra tertua Jacob Safra, bertanggung jawab atas bank Swiss J. Safra Sarasin, Safra National Bank of New York dan real estate internasional milik keluarga tersebut.

Menurut Forbes, kekayaan Vicky Safra dan keluarga saat ini sebesar US$ 18,4 miliar atau sebesar Rp 291,04 triliun.

Andrew Beal

Daniel Andrew Beal adalah seorang bankir, pengusaha, investor, dan ahli matematika amatir asal Amerika Serikat (AS). Lahir dan besar di Lansing, Michigan, Beal adalah pendiri dan pemilik Beal Financial Corporation, yang memiliki Beal Bank dan memiliki aset lebih dari US$ 40 miliar.

Bankir asal Texas ini dikenal suka “melahap” aset-aset yang tertekan, termasuk hipotek, obligasi yang didukung oleh pesawat komersial, dan IOU ke pembangkit listrik.

Dia menghasilkan banyak uang selama Great Ressession, meraup aset-aset yang rusak sementara bank-bank terbesar di negara itu ditalangi oleh para pembayar pajak.

Kekayaan Beal saat ini tercatat sebanyak US$ 15,2 miliar atau sebesar Rp 240,42 triliun.

Uday Kotak

Menolak bisnis perdagangan keluarganya, Uday Kotak memulai sebuah perusahaan keuangan pada tahun 1985. Ia kemudian mengubah perusahaan itu menjadi bank pada tahun 2003.

Kotak Mahindra Bank miliknya kini menjadi salah satu dari empat bank terbesar di India yang bergerak di sektor swasta. Hal itu tidak terlepas dari aksi akuisisi operasi ING Bank di India pada tahun 2014.

Pada tahun 2020, Kotak menjual sebagian sahamnya untuk mengurangi kepemilikannya di bank tersebut sebagaimana diamanatkan oleh bank sentral India, Reserve Bank of India.

Pada September 2023, Kotak mengundurkan diri sebagai CEO dan direktur pelaksana bank tersebut, empat bulan sebelum memasuki masa pensiun. Dia sekarang menjadi direktur non-eksekutif di dewan direksi.

Putranya, Jay Kotak, lulusan Harvard Business School, adalah wakil presiden dan salah satu kepala bank digital Kotak811.

Kekayaan Kotak tercatat sebesar US$ 13,7 miliar atau sebesar Rp 216,69 triliun.

Andre Esteves

Andre Esteves memulai karirnya sebagai pekerja magang di bank investasi asal Brazil, Pactual hingga akhirnya memperoleh kendali atas bank tersebut. Esteves menjual Pactual ke raksasa perbankan Swiss, UBS pada tahun 2006 seharga US$ 3,1 miliar. Ia kemudian membentuk anak perusahaan di Brazil, UBS Pactual.

Pada tahun 2009 ia memprakarsai penjualan UBS Pactual ke perusahaan investasi BTG dan menjadi ketua dewan direksi dan CEO perusahaan baru tersebut.

Esteves dituduh menghalangi keadilan dalam skandal korupsi terbesar di Brazil, Operation Car Wash, dan dipenjara selama hampir tiga minggu pada tahun 2015. Pada bulan Desember 2018, Esteves dibebaskan dari tuduhan korupsi dan kembali ke BTG sebagai salah satu mitra pengendali.

Kekayaannya saat ini tercatat sebesar US$ 8,3 miliar atau sebesar Rp 131,28 triliun.

Luis Carlos Sarmiento

Luis Carlos Sarmiento Angulo memperoleh kekayaan yang dikumpulkan dari industri konstruksi dan menginvestasikannya di bank. Group Aval miliknya sekarang mengendalikan sepertiga dari seluruh bank di Kolombia. Dia orang nomor dua terkaya di Kolombia.

Sarmiento mendirikan Grupo Aval sebagai perusahaan induk usaha perbankan, telekomunikasi, dan real estate. Empat bank besar, serta perusahaan jasa keuangan lainnya, menjadi inti perusahaan.

Ia dianggap sebagai salah satu pengusaha paling bijaksana di Kolombia, yang dikenal karena manajemennya yang konservatif. Pendekatan hati-hati ini membantu kerajaan keuangannya bertahan dari resesi terburuk dalam sejarah Kolombia.

Kekayaannya saat ini tercatat sebesar US$ 7,4 miliar atau sebesar Rp 117,04 triliun.

Wee Cho Yaw

Wee Cho Yaw adalah ketua emeritus United Overseas Bank (UOB), bank terbesar ketiga di Singapura berdasarkan aset. UOB didirikan bersama oleh ayahnya Wee Khiang Cheng pada tahun 1935 dengan nama United Chinese Bank.

Setelah mengundurkan diri sebagai ketua bank pada tahun 2013, Wee pensiun sebagai direktur pada bulan April 2018, posisi yang dipegangnya selama enam dekade.

Putra tertua Wee, Wee Ee Chong, menjabat sebagai wakil ketua dan CEO UOB, sementara putra bungsunya, Wee Ee Lim, menjabat sebagai dewan direksi.

Pada tahun 2022, UOB setuju untuk membeli bisnis perbankan konsumen Citibank di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam dengan nilai sekitar US$ 3,6 miliar.

Kekayaan Wee tercatat sebesar US$ 7,1 miliar atau sebesar Rp 112,30 triliun.

Jaime Gilinski Bacal

Jaime Gilinski Bacal membangun salah satu kerajaan perbankan terbesar di Amerika Latin melalui serangkaian merger dan akuisisi.

Setelah mendapatkan gelar MBA di Harvard pada tahun 1980, pria asal Kolombia itu bekerja di divisi merger dan akuisisi Morgan Stanley.

Pada tahun 2022, Gilinski membeli saham besar di konglomerat makanan Kolombia Grupo Nutresa dan perusahaan jasa keuangan Grupo Sura.

Pada Oktober 2023, Bacal mengakuisisi bank asal Inggris, Metro Bank. Transaksi itu sebagai bagian dari kesepakatan untuk penyelamatan bank dari kerugian. Transaksi tersebut dilakukan melalui perusahaan milik Gilinski Bacal, Spaldy Investments. Saham Metro Bank yang diakuisisi sebesar US$ 124 juta atau setara Rp 1,9 triliun.

Kekayaannya saat ini tercatat sebesar US$ 5,4 miliar atau sebesar Rp 85,41 triliun.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


7 Yahudi Terkaya, Mesin Uangnya Ternyata Digemari Warga RI

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts